bandungekspres.co.id, BANDUNG – Kementerian Pertanian akan menjadikan Jawa Barat sebagai penopang kebutuhan pangan bagi ibukota. Alasannya, Jabar dipandang memiliki potensi besar selain Banten dan Lampung.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, ke tiga daerah itu merupakan kekuatan pangan baru untuk melakukan suplai pangan ke DKI Jakarta. Apalagi negara lain pun melakukan hal serupa dengan ekspor ke Indonesia.
”Seperti Argentina untuk Jagung, Brazil buah-buahan dan Tiongkok mereka juga sama memasarkan produk pertaniannya ke Indonesia,” jelas Amran ketika ditemui dalam acara Luas Tambah Tanam (LTT) dan Serap Gabah Petani (Sergap) di Kutawaringin, Kabupaten Bandung, kemarin (20/7).
Dia menilai, Jabar sebetulnya memiliki kemampuan untuk itu. Sehingga ke depan Jabar bisa memenangkan pasar saat berkompetisi di negara sendiri.
Faktor kedekatan Jabar dengan Jakarta diyakini mampu menekan biaya operasional yang selama ini menjadi beban konsumen. Selain itu, hasil produksi Jabar juga sebetulnya produksinya tidak kalah. Komoditas seperti bawang, cabai, beras, sayuran bisa menjadi berpeluang menjadi suplayer daerah, bahkan Indonsesia.
”Ke depan Kementerian Pertanian akan merintis perbaikan pengelolaan tata niaga dan penertiban distibusi. Dengan begitu, harga dan hasil komoditas yang dihasilkan di dalam negeri bisa lebih murah bila dibandingkan dengan impor,” paparnya.
Amran mengatakan, selama ini tata niaga distribusi hasil pertanian Indonesia terbalik. Artinya terjadi silang distribusi bahkan produk pertanian banyak yang dikirim ke provinsi luar Jawa seperti Irian Jaya, Sulawesi. Sedangkan dari luar Jawa datang ke Jakarta. ”Ini yang menyebabkan beban biaya transportasi tinggi dan harga jual menjadi mahal,” ucap Amran.
Di samping itu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, Amran mengaku, telah menjalankan program meningkatkan produktivitas pengelolaan pertanian dengan teknologi. ”Ketika dijalankan, harapannya ke depan petani akan sejahtara,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, usaha pemerintah untuk mendorong ketahanan pangan sudah dilakukan. Termasuk dorongan pemerintah pusat.
”Sehingga hasil produksi bertambah dan tidak ada jeda dalam penanaman. Dengan begitu, indeks panen kita bisa tiga kali,” tutur Ahmad Heryawan.