Cegah Narkoba Masuk Sekolah

bandungekspres.co.id, PASEH – Bahaya narkoba kerap meneror lingkungan para pelajar. Menyadari akan hal tersebut, Polsek Paseh menggelar penyuluhan bahaya Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya (Napza) saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada siswa baru SMP dan SMK Dharma Agung, Desa Cipedes, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung.

Kapolsek Paseh AKP Rizky Adi Saputra mengatakan, pihaknya dengan sengaja menggelar penyuluhan Napza saat MPLS para siswa baru, sebab Napza dapat merusak masa depan anak bangsa, khususnya anak-anak remaja.

”Kami sangat senang ratusan siswa mengikuti penyuluhan, karena, di Indonesia ini sudah darurat narkoba. Padahal hukum pidana sudah sangat berat diberikan kepada pengedar narkoba,” kata Rizky saat sosialisasi.

Rizky juga mengungkapkan tentang pengertian Napza, ciri-ciri beserta jenis-jenisnya. Nafza yaitu narkotika terbagi beberapa jenis seperti ganja, heroin, kokain, sabu-sabu dan ekstasi. Sedangkan psikotropika yaitu lexotan, alprazolam, pil koplo. Dan contoh zat aditif yaitu, rokok, kopi, alkohol dan aibon.

Ada beberapa ciri pengguna narkoba (napza). Pecandu bisa dilihat dari segi fisik, berat badan turun drastis, buang air besar dan kecil kurang lancar, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman, sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas, tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas  luka sayatan dan goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.

Selain itu, emosi pecandu terlihat jika bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang, emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya, nafsu makan tidak menentu dan sangat sensitif dan cepat bosan.

Perubahan perilaku, yaitu bicara cedal atau pelo, jalan sempoyongan, malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya, Mengalami jantung berdebar-debar, mengalami nyeri kepala, mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi, mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat berlebihan, menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga, sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala ’putus zat’, sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan, cenderung menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung di kamar.

Tinggalkan Balasan