Jumlah Siswa Miskin Menurun

bandungekspres.co.id, LEMBANG – Ajaran baru di tahun ini, UPTD Pendidikan SD Kecamatan Lembang mencatat, ada 960 siswa miskin dari kelas 1-6 yang mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui bantuan siswa miskin (BSM) dari kementerian pendidikan. Untuk satu siswa mendapat bantuan sebesar Rp 450 ribu/tahun. ’’Untuk pembayarannya ada yang satu tahun sekali, ada juga dua kali dalam setahun. Bantuan ini untuk keperluan siswa,” ungkap Kepala UPTD Pendidikan SD Kecamatan Lembang Budiyanto, di Lembang, kemarin.

Berbeda dengan bantuan yang diberikan Pemkab Bandung Barat atau bantuan operasional siswa (BOS) dari APBD, diberikan untuk keperluan operasional sekolah masing-masing. Untuk BOS Kabupaten Bandung Barat ini diberikan kepada satu siswa sebesar Rp 12.500/tahun. ’’Memang kecil tapi ini untuk keperluan operasional sekolah seperti memperbaiki fasilitas sekolah serta kegiatan pramuka. Kalau digabungkan dengan jumlah ribuan siswa, BOS KBB juga besar angkanya,” katanya.

Budiyanto menyebutkan, siswa yang mendapatkan bantuan ini sudah didata oleh Kementerian Pendidikan dari pusat. Dari data kementerian itu, baru diserahkan kepada setiap sekolah dan siswa. ’’Jadi data siswa yang mendapat bantuan ini bukan dari desa, melainkan langsung dari pemerintah pusat. Bahkan, bantuannya langsung ke rekening setiap siswa. Biasanya data yang menerima bantuan ini masuk kategori Program Keluarga Harapan (PKH),” paparnya.

Tahun ini, kata dia, jumlah siswa miskin menurun dari tahun sebelumnya, tercatat tahun lalu ada 1.500 siswa. Di Lembang memiliki 64 sekolah negeri dan 4 sekolah swasta dengan jumlah siswa mencapai 17.000 siswa seluruh Lembang. ’’Setiap tahun jumlah siswa di Lembang sangat banyak. Kita juga berharap anak-anak ini bisa sekolah dan bagi siswa yang kurang mampu tentu pemerintah akan membantunya,” ujarnya.

Selain fokus menangani siswa miskin, kata dia, pihaknya juga saat ini tengah berfokus pada nasib para guru honorer yang memiliki prestasi. Guru honorer yang sudah lama mengabdi dan melakukan kegiatan mengajar harus diperhatikan kesejahteraan mereka yang dibayarkan oleh setiap sekolah. ’’Gajinya memprihatinkan dan di bawah standar. Kami juga sedang memikirkan agar mereka mendapat perhatian yang lebih,” ungkapnya. (drx/vil)

Tinggalkan Balasan