Bangun Sumur Resapan di Lahan Kritis

bandungekspres.co.id, SOREANG – Untuk menanggulangi degradasi lahan, Pemkab Bandung kembali akan mulai membagun sumur resapan. Seperti halnya tahun lalu, sebanyak 1.000 unit di 120 desa. Sumur tersebut nantinya akan berfungsi sebagai penampung air di waktu musim hujan sekaligus sebagai tabungan air pada saat menghadapi musim kemarau.

”Dulu kita pernah membangun sumur resapan ini sebagai tahap awal yakni dibangun di seputar komplek Pemkab Bandung untuk dijadikan contoh bagi daerah lain,” ungkap Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bandung kemarin.

Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengolahan Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir. Jati Wicaksono Hadi MSc mengatakan, apabila tidak ditangani lebih dini, daerah aliran sungan (DAS) Citarum akan mengalami pendangkalan akibat terjadinya sedimentasi sekitar 6,5 juta ton per tahun.

”Dampak lain dari peristiwa tersebut, untuk Saguling, Cirata dan Jatiluhur akan mengalami nasib yang sama. Jika keberadaan waduk terganggu sedimentasi, pasokan listrik Jawa Bali juga tergannggu,” tambahnya.

Untuk menangulangi meluasnya degradasi lahan tersebut, tidak cukup hanya dengan penanaman pohon dan sipil teknis saja. Namun harus diikuti oleh perubahan perilaku masyarakat yang berdisiplin untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Hal tersebut diingatkan Ir Tisna Umaran, karena menurut penilainnya kerusakan aliran sungai Citaraum tidak hanya akibat sedimentasi, namun juga diakibatkan oleh limbah dan sampah yang dibuang sejumlah pihak yang tidak bertanggungjawab.

Akibat terjadinya degradasi lahan, kata Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Budi Susatijo, berdampak terhadap munculnya  tanah longsor disejumlah tempat. Bahkan ia mengingatkan kondisi iklim dewasa ini sudah tidak bisa diprediksi. ”Peristiwa alam seperti ini hendaknya perlu disikapi dengan semakin bijaknya mengelola lahan yanh ada disekitar kita,” kata Budi.

Disebutkan, lahan kritis di Jawa Barat semula mencapai 500 ribu hektare lebih. Namun setelah diupayakan reboisasi yang terus menerus, lahan kritis mulai menyusun menjadi 342 ribu hektare. Lahan kritis ini menurut Budi, terjadi di luar dan didalam areal kehutanan.

”Upaya Pemprov Jabar untuk menanggulangi degradasi diantaranya melalui penanaman pohon sebanyak 95 juta pohon. Karena luasnya wilayah Kabupaten Bandung, maka diperlukan suatu pendekatan kewilayahan dalam penyelenggaraan pemerintahannya,” tegasnya. (gun/fik)

Tinggalkan Balasan