SUNGAI Citarum merupakan sumber kehidupan. Sungai kerap difungsikan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat tepi sungai. Salah satunya, Sungai Citarum yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air.
Saat ini, sangat disayangkan kemajuan zaman mulai mengancam keberlangsungan Sungai Citarum. Kemajuan zaman ini membuat manusia banyak menghasilkan sampah industri dan rumah tangga. Sampah tersebut kebanyakan dibuang begitu saja pada Sungai Citarum. Hal ini tentu saja membuat sungai tercemar dan mengakibatkan banjir.
Kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat telah tertanam di benak sebagian orang di Jawa Barat sejak usia dini. Ini bukan tanpa alasan, banyak orang tua yang secara tidak sadar mengajarkan cara membuang sampah yang tidak benar kepada anak-anak mereka. Melempar sampah ke sungai atau di depan rumah adalah hal yang paling mudah dilakukan. Masyarakat punya kesadaran yang rendah dalam hal memikirkan konsekuensinya.
Parahnya lagi kebiasaan tersebut oleh masyarakat tidak dianggap sebagai sesuatu yang salah. Sampah yang tertumpuk di sungai akan menyumbat aliran air dan sudah tidak perlu dijelaskan lebih detail lagi kalau diguyur hujan yang lebih tinggi dari biasanya atau mendapatkan air kiriman dari daerah yang lebih tinggi, banjir di mana-mana sudah tidak bisa hindari lagi.
Hal ini disebabkan masyarakat yang hidup di bantaran sungai akan dengan mudah membuang sampah ke dalam sungai dari pada harus buang ke dalam tong sampah yang mungkin jaraknya jauh. Kebiasaan ini telah dilakukan bertahun-tahun. Lagian tidak akan memakan waktu banyak untuk melemparkan sekantong sampah ke sungai. Kekurangan yang lain karena tidak tersedianya tong sampah yang cukup oleh pemerintah dan adanya iuran sampah bulanan.
Bukan rahasia umum lagi kalau ada tanah kosong yang tidak ditempati oleh yang punya, pasti dipenuhi oleh sampah-sampah. Biasanya masyarakat akan keluar malam-malam, diam-diam dan curi-curi atau cari waktu sepi untuk membuang sampah ke tanah kosong tersebut. Jika satu orang lempar sampah di situ, orang lain akan mengikutinya dan tidak disadari tanah yang kosong sebelumnya telah dipenuhin sampah segunung, kemudian masalah bau sampah yang menyengat akan mengikuti.