bandungekspres.co.id, BANDUNG – Menjadi orang nomor satu di Jawa Barat, Ahmad Heryawan harus menghadapi beragam situasi. Termasuk kritik dari masyarakat yang disampaikan lewat media sosial.
Penyampaian kritik dari media sosial ini dipandang langkah yang ampuh. Sebab dalam era Informasi sekarang ini, kritikan-kritika yang datang bisa segera tersampaikan tanpa sekat protokoler.
Hanya saja, namanya media sosial terkadang lebih banyak melempar lantas sembunyi. Pria berkacamata ini pun mengaku, tetap menerima kritikan seperti itu dengan bijak. Bahkan santai.
”Ini namanya godaan. Dalam kehidupan pasti ada,” ucap Heryawan kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.
Menurut dia, tidak spontan menyikapi kritikan tersebut. Terlebih, yang berbau tuduhan. ”Kita tidak bisa mengklasifikasi godaan itu mana yang berat mana yang ringan. Di sini yang diukur kematangan jiwa seseorang dalam mengendalikan emosi,” papar pria akrab disapa Aher ini.
Dia mengaku, seorang pemimpin harus bijak dalam mengendalikan emosi. Terlebih, bagi dirinya yang menyandang sebagai pejabat publik. ”Jangan sampai jadi bumerang bagi kita sendiri,” ucapnya.
Dia mengaku, selama jadi gubernur sering menjadi sasaran masyarakat yang merasa kurang terakomodir. Sementara, banyak masyarakat tidak sabar untuk segera ditanggapi kritikannya. Semisal keluhan masalah infrastruktur jalan.
”Tidak semua langsung ditangani gubernur. Kan ada kepala dinas,” ucapnya lagi.
Meski demikian, dia mengaku, tetap berusaha mengakomodir keluhan netizen (pengguna media sosial, Red) dengan mengoordinasikannya ke kepala dinas bersangkutan.
”OPD (Organisasi Perangkat Daerah, Red) harus bisa menyelesaikan setiap permasalahan yang menjadi pertanyaan masyarakat dengan cepat. Bukannya malah kalah cepat dengan Informasi yang keburu bergulir kemana-mana,” tutur Aher.
Di sisi lain, ketidakpuasan netizen tersebut kerap berkembang pada tindakan bullying. Aher mengaku, juga pernah di-bully di medsos dengan kata-kata kasar.
”Dalam media sosial sudah tidak ada batasnya. Netizen berani mengumpat dengan kata-kata kasar kepada pimpinannya dengan kata tolol, goblok, bego dan lain-lain,” ungkapnya.
”Hadapi dengan bijak, jangan emosi. Senyum aja dulu,” tambanya.
Aher mengatakan, menuturkan dalam mengendalikan emosi dia memiliki kiat tersendiri. Utamanya, diajarkkan Nabi Muhammad SAW seperti menyendiri, dengan duduk, atau rebahan bahkan melakukan wudhu.