bandungekspres.co.id, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi menyambut baik terpilihnya Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai calon tunggal kapolri oleh Presiden Joko Widodo.
Komisi antirasuah pun berharap hubungan antara KPK dan Polri akan semakin membaik, khususnya dalam agenda pemberantasan korupsi.
’’Harapan kita supervisi koordinasi tentang pencegahan dan penindakan selama ini bisa terus berlangsung, agar indeks persepsi kita bisa mencapai 50 dalam beberapa tahun ke depan,” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang melalui pesan singkat, kemarin.
Sementara Laode M. Syarif pun mengharapkan hal yang sama.
Bahkan, mantan lektor Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar itu turut mendoakan agar DPR dapat meloloskan Tito sebagai kapolri dalam fit and proper test.
’’Kami mengucapkan selamat. Semoga di-approve DPR,” ujar Syarif.
Hanya ada satu nama yang diusulkan Presiden Jokowi ke DPR terkait pergantian kapolri, yakni Komjen Pol Tito Karnavian. Tito dianggap punya kapabilitas untuk menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti sebagai kapolri.
Tito yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya itu saat ini tengah menjabat sebagai Kepala BNPT. Tito juga dinilai punya sejumlah prestasi ketika menjadi Kapolda Papua dan Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Nama Tito sebenarnya tidak masuk dalam daftar bursa calon Kapolri yang diusulkan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) ke Kompolnas dan diteruskan ke Presiden.
Meski begitu, ternyata presiden punya sikap dan penilaian sendiri. Di luar nama yang diusulkan Wanjakti ke Kompolnas itu, Jokowi memilih Tito yang merupakan lulusan terbaik Akademi Polisi tahun 1987 untuk menggantikan Badrodin sebagai Tribrata Satu.
Tito dinilai mampu mereformasi postur anggaran Polri yang selama ini dinilai belum ideal. Tito tidak hanya berpengalaman di reserse dan penanganan terorisme.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan menerangkan, Tito dinilai mampu menata anggaran Polri karena sebelumnya pernah menjabat sebagai asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Pengembangan (Asrena).
’’Pak Tito bukan saja ahli reserse dan menangani terorisme. Dia juga ahli menata anggaran karena pernah menjadi Asrena Polri,’’ beber Edi.