bandungekspres.co.id, UJUNGBERUNG – Alun-alun Ujungberung kini makin marak dengan hadirnya replika dinosaurus jenis Tyranosaurus dengan tinggi sekitar empat meter dan panjang tujuh meter. Replika yang didatangkan langsung dari Jogjakarta, menyedot perhatian warga sekitar. Akan tetapi, kini replika tersebut kini akan dipindahkan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung.
’’Saya sebenarnya sangat mengapresiasi akan kebijakan yang diinginkan oleh pak Wali Kota mengingat ini adalah ruang publik,” ujar Camat Ujungberung Taufik, kemarin.
Taufik menerangkan, pemasangan replika dilakukan pada Rabu (15/6) malam oleh Distankam. Kemudian ada masyarakat yang meminta klarifikasi terkait pemasangan replika tersebut.
Maka itu dibuat forum yang dihadiri masyarakat, Distamkam serta pihak kecamatan. Dalam forum itu, mayoritas menolak keberadaan replika tersebut, terutama tokoh masyarakat dan budayawan. Pasalnya, mereka menilai keberadaan replika tersebut bakal timbulkan masalah. ’’Saya sangat sesalkan akan pemindahan replika mengingat adanya unsur edukasi dan rekreasi yang diperoleh oleh pengunjung, terutama anak-anak,” tukas Taufik.
Padahal dirinya sudah melakukan sosialisasi dengan masyarakat sekitar akan adanya replika dinosaurus yang akan ditaruh di Alun-alun. Dan tidak ada masyarakat yang memprotes keberadaan replika dinosaurus pemakan daging tersebut.
Salah seorang budayawan, Anto Sumiarto menolak keberadaan replika tersebut, karena tidak sesuai dengan konsep Sundapolis yang diterapkan di Ujungberung.
Hal itu beralasan, karena dalam Perda No 10/2015, Alun-alun Ujungberung merupakan bagian dari Sundapolis yang diterapkan di wilayah Bandung Timur. Tak cuma itu, replika tersebut juga tidak sesuai dengan desain besar yang sudah dijanjikan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. ’’Dalam grand design tersebut akan dibuat lebih banyak ikon kesundaan yang diletakkan di alun-alun Ujung berung. Pembangunan belum sepenuhnya beres, baru 70 persen,” tambahnya.
Saat disinggung sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kecamatan, dirinya tidak mengetahui dan merasa terkejut dengan keberadaan replika tersebut. Dirinya berharap Ujungberung sebagai Sundapolis dapat direalisasikan secepatnya.
Ketua Karang taruna Cigending Adeng Komarudin merasa tidak keberatan dengan keberadaan replika tersebut. Apalagi dalam meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat, namun untuk kultur dirinya setuju dengan budayawan.