Potong Generasi, Tito Jadi Kapolri

Masinton mengatakan, Tito memang memenuhi syarat karena sudah menyandang bintang tiga dan punya karir cemerlang. Namun, Tito melampaui beberapa seniornya sesama perwira tinggi Polri. Menurut Masinton, di kepolisian juga ada tradisi soal urutan angkatan dari Akpol dalam hal Kapolri.

”Memenuhi syarat, karir juga cukup. Cuma memang ada tradisi (urutan senioritas, Red) di kepolisian. Mudah-mudahan dengan lompatan beberapa angkatan ini, tidak ada turbulensi di institusi polri,” kata Masinton di gedung DPR Jakarta, kemarin.

Soal kemungkinan Presiden Jokowi ingin mendorong regenerasi di tubuh Polri, Masinton menganggap langkah mengusulkan Tito justru lebih dari sekadar itu. Sebab, yang terjadi justru memotong generasi di Polri karena ada beberapa senior Tito yang terlampaui.

”Ini bukan lagi sekedar regenerasi biasa. Tapi ini potong generasi. Itu yang perlu kita pertimbangkan, faktor di internal kepolisian. Mereka merasa terlangkahi. Lebih kepada psikologi, tapi itu mempengaruhi kinerja kepolisian,” jelasnya. (fat/flo/mg4/jpnn/rie)

Putra Sungai Musi Jadi Kapolri

  • Tito yang lahir pada 26 Oktober 1964 di Palembang
  • Kini memimpin Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
  • Dia adalah lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) 1987
  • Tito merupakan orang pertama di angkatannya yang menyandang bintang di pundaknya
  • Tito merupakan yang termuda di antara penyandang pangkat komjen lain di Polri
  • Putra sungai Musi tersebut melampaui Wakapolri Komjen Budi Gunawan (Akpol 1983). Tito juga melampaui Komjen Budi Waseso (Akpol 1984) yang kini memimpin BNN

*Data diolah

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan