Stabilkan Harga Bahan Pokok Jelang Ramadan, Polisi Lacak Spekulan

bandungekspres.co.id, JAKARTA – Gejolak harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran diduga tidak hanya terjadi karena meningkatnya permintaan. Sebab, melonjaknya harga-harga tersebut kerap terjadi jauh hari sebelum bulan puasa tiba. Du­gaan adanya permainan harga yang merupakan ulah spekulan pun kian menguat.

Untuk itu, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri pun turun tangan. Setelah menyurvei beberapa lokasi, ada sejumlah masalah yang diprediksi menjadi biang keladi kenaikan harga kebutuhan pokok. Di antaranya, terhambatnya transportasi dan ketersediaan pasokan yang tidak mencukupi.

Kepala Bareskrim Inspektur Jenderal Ari Dono Sukmanto menerangkan, transportasi pengiriman sembako memang belum terlalu lancar. ’’Kelancaran pengiriman sembako ini penting dalam penentuan harga. Ini menjadi salah satu fokus,” tuturnya di Jakarta kemarin.

Lalu, ketersediaan sembako saat ini juga masih menjadi problem. Selama ini ada dugaan, banyak sembako yang ditimbun untuk melonjakkan harga. Karena itu, Bareskrim telah berupaya menurunkan satuan tugas khusus. Mereka akan mendeteksi kemungkinan penimbunan itu. ’’Kami terjun ke lapangan sejak beberapa minggu lalu,” terangnya.

Satgas khusus tersebut akan bekerja dengan menggelar razia kebutuhan pokok dengan lebih intens. Dengan demikian, bila terjadi penimbunan, satgas bisa mendeteksi lebih awal. ”Razia lebih sering itu pasti berdampak,” ujarnya.

 

Bahkan, bukan hanya Bareskrim, jajaran polda se-Indonesia telah diinstruksi Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk turut menggelar razia bahan pokok. Tentunya, bila ditemukan adanya kejanggalan, proses hukum akan diterapkan. ’’Kalau ada pidananya, tentu akan langsung diproses.”

Menurut dia, dampak turunnya anggota kepolisian untuk mempelajari rantai distribusi sembako mulai terasa. Salah satunya, di beberapa daerah mulai terasa harga bahan pokok yang turun. ’’Dari laporan, harga beberapa sembako sudah bagus kok,” ujarnya.

Meski Presiden Joko Widodo telah memerintah jajarannya untuk mengontrol harga, hingga kemarin belum ada tanda-tanda penurunan. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui, harga komoditas belum turun lantaran permintaan dari masyarakat memang makin tinggi menjelang Ramadan. Bila suplai barang tersebut tidak segera diimbangi, harga akan terus naik. ’’Harga naik turun itu kan karena supply dan demand,” ujar JK di Istana Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (3/6).

Tinggalkan Balasan