Jadikan Kampung Mahmud Destinasi Wisata Budaya dan Religi

Bulan Ramadan tinggal hitungan hari, sejumlah lokasi peribadatan seperti masjid dan mushala sudah mulai berbenah. Termasuk Makam Mahmud yang menjadi objek wisata religi warga Kabupaten Bandung dan sekitarnya.

IGUN RUCHYAT, Margaasih

LEMBAGA Swadaya Masyarakat  (LSM) Junior Chember Internasional (JCI) melihat potensi Kampung Mahmud cukup besar. JCI merupakan salah satu LSM yang menyentuh langsung rumah adat Kampung Mahmud yang terletak di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. LSM JCI sudah melakukan beberapa kegiatan sejak dua tahun lalu di Kampung Mahmud. Hal itu dilakukan untuk pengembangan kebudayaan dan adat Sunda di wilayah Kabupaten Bandung.

Sekretaris Jendral JCI Bandung Helma Agustiawan mengatakan, pihaknya secara rutin menggelar kegiatan sosial di kawasan tersebut. Salah di Kampung Mahmud, JCI juga telah melakukan kegiatan sosial berupa pengobatan gratis dan kegiatan sosial lainnya di Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung kemarin (31/5).

Menurut dia, kegiatan tersebut sekaligus untuk mendalami kehidupan masyarakat di Kampung Mahmud. Karena kampung ini memiliki nilai sejarah tinggi. Apalagi dikaitkan dengan penyebaran agama Islam Sunda di Kabupaten Bandung.

Menurutnya, hal tersebut sebagai bukti di daerah itu terdapat seorang ulama berpengaruh, sehingga makamnya dianggap keramat dan hingga kini banyak diziarahi banyak orang.

”Selain makam, dia pun meninggalkan warisan budaya yakni sebuah kampung unik yang disebut Kampung Mahmud. Kampung ini berada di pinggiran Sungai Citarum yang melewati kawasan Bandung Selatan,” katanya.

Dia mengaku, kampung ini eksklusif memiliki aturan adat tersendiri. Yakni menutup komunikasi langsung sehari-hari warganya dengan dunia luar. Sehingga dalam waktu cukup lama keaslian tradisinya terjaga.

Keunikan lainnyanya adalah rumah-rumah di kawasan Mahmud bentuknya sama, yaitu rumah panggung, pantangan memakai kaca, menggali sumur dan bertembok.

”Yang saya tangkap dari informasi dan sejarah bahwa Raden Haji Abdul Manaf disebut juga Eyang Dalem Mahmud adalah seorang ulama Sunda yang hidup pada abad peralihan 17 atau tahun 1650–1725. Hingga saat ini, riwayat ulama ini belum banyak diketahui dan belum ada penelitian mendalam yang mengungkap peranannya di Kota Bandung pada abad tersebut. Tentang tempat asalnya, beredar dua versi yakni dari keturunan Cirebon dan dari keturunan Mataram. Mungkin, dari Mataram, ke Cirebon terus ke Bandung. Tapi melihat para leluhurnya, dia adalah seorang keturunan Sunda,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan