bandungekspres.co.id, CIBEUNYING KIDUL – Untuk membuka peluang investasi yang besar, dibutuhkan infrastruktur yang memadai. Pasalnya, perekonomian hanya akan tumbuh dan berkembang jika akses lancer. Tentunya, infrastruktur menjadi penopang utama dalam keberlangsungan bisnis para pengusaha. Hal ini diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Agung Suryamal saat diskusi ”Dukungan Infrastruktur Jabar dalam Menghadapi MEA” di Rumah Makan Sindang Reret, Jalan Surapati, kemarin (30/5).
Menurut Agung, Jabar menjadi wilayah sasaran para investor baik dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, infrastruktur di Jabar harus dibangun sebaik mungkin.
”Kita memiliki beberapa pintu masuk bagi para investor luar. Di antaranya, Bandara Internasional Jawa Barat di Kabupaten Majalengka dan Pelabuhan di Cirebon. Ini perlu didukung agar para investor semakin tertarik menanamkan modalnya di Jabar,” ujar Agung.
Menurut dia, saat ini beberapa akses menuju kawasan industri tidak terlalu baik. Hal ini sangat mengganggu aktivitas para pengusaha.
Distribusi barang akan memakan waktu lama dengan kondisi jalan yang rusak. Apalagi, saat ini lalu lintas dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priuk sudah sangat padat. ”Kami butuh pelabuhan yang besar. Selama tiga tahun ini, Bappenas melakukan kajian untuk membangun pelabuhan di Cilamaya. Namun hasilnya ditolak. Kami sangat kecewa. Namun beruntung, kini telah ditemukan lokasi baru untuk membangun pelabuhan yakni di Patimban, Kabupaten Subang,” ujar dia.
Dengan demikian, diharapkan pembangunan pelabuhan di Patimban dan bandara di Majalengka dapat segera rampung karena mempermudah akses ekspor maupun impor barang.
Di tempat sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Dedi Widjaya mengatakan hal serupa, infrastruktur yang baik menjadi penunjang bagi pertumbuhan industri. Menurut dia, pengusaha tidak terlalu peduli terhadap jarak. ”Bagi kami sebagai pengusaha, jarak tidak menjadi soal asal waktu tempuh bisa cepat. Untuk apa jarak dekat jika pengiriman barang lama. Lebih baik impor dari luar negeri tapi waktunya cepat,” ujar Dedi.
Lebih lanjut, kata Dedi, di Jabar tidak hanya terdapat kawasan industry. Melainkan distinasi wisata yang berpotensi besar untuk dikembangkan.