Sinabung Belum Akan Tenang

Saat ini, proses pencarian masih terus berlangsung. Tim SAR terus melakukan pencarian korban dengan menyisir rumah dan kebun masyarakat. Sebab, tidak diketahui pasti berapa orang yang berada di desa yang berjarak 4 Km di sisi Tenggara puncak Sinabung itu saat kejadian.

”Kepala BNPB Willem Rampangilei telah menginstruksikan Bupati Karo segera mengosongkan zona merah. Patroli, penjagaan dan sosialisasi agar ditingkatkan. Kemudian, aparat diminta lebih tegas melarang masyarakat menerobos,” ungkapnya.

Diakui Sutopo, harusnya tak ada aktivitas masyarakat pada radius tersebut. Tapi masyarakat kerap nekat mengelolah kebunnya. Alasan ekonomi faktor utama yang menyebabkan masyarakat Desa Gamber tetap nekat melanggar larangan masuk ke desanya.

Sejak Oktober 2014, Desa Gamber sendiri sudah direkomendasikan sebagai daerah berbahaya. Warga pun  wajib direlokasi ke tempat yang lebih aman. Mereka pun ditempatkan di hunian sementara sambil menunggu relokasi. Biaya hunian ini ditanggung oleh BNPB. Satiap satu kepala rumah tangga diberikan dana sebesar Rp 3,6 juta/KK/tahun. Selain itu, dikucurkan pula dana sebesar Rp 2 Juta/KK/tahun untuk sewa lahan pertanian.

Tercatat, ada 1.683 KK (4.967 jiwa) warga 4 desa Desa Gamber, Kuta Tonggal, Gurukinayan, dan Berastepu yang kini tengah menunggu relokasi tahap dua. Total bantuan dana siap pakai yang telah diberikan BNPB untuk penanganan erupsi Sinabung, sejak September 2013, mencapai lebih dari Rp 360 milyar. ”Saat ini proses relokasi masih dilakukan. Adanya keterbatasan lahan menyebabkan relokasi tidak dapat dilakukan secara cepat,” ungkap pria asli Boyolali itu. (mia/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan