bandungekspres.co.id – Kekukuhan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung melindungi nasib warga RT/RW 03/02, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir yang akan digusur PT Kereta Api Indonesia (KAI) berbuah hasil. Rapat antara legislator perwakilan Komisi A, C dan D bersama KAI memutuskan menunda eksekusi penggusuran kios-kios sarta tempat tinggal warga yang telah dihuni puluhan tahun.
Rapat tetap berlangsung meski diwarnai aksi walk out (WO) anggota Komisi D dari Fraksi Partai Demokrat Agus Gunawan, terkait permintaannya menghadirkan perwakilan warga menyampaikan aspirasi ditolak KAI. Pada akhirnya, pihak KAI walau sudah tidak sabaran dan bernafsu ingin menggusur warga, melalui tim gabungan, tetap menyetujui menunda penggusuran.
Sebelum ada kata mufakat dari kedua belah pihak yang bersengketa, KAI bersedia tidak melakukan tindakan yang akan menimbulkan kegaduhan. Benang merah itu, merupakan kesimpulan yang dikemukan ketua rombongan sidak gabungan legislator Kota Bandung Sutaya, kemarin (30/3).
Dia menjelaskan, usai pertemuan ini tidak gerakan atau kegiatan dari KAI yang mengarah kepada penggusuran. Dewan dalam waktu dekat akan mengundang pihak terkait guna mencari solusi agar kedua pihak tidak ada yang dirugikan.
”Dewan akan menbahas dengan melibatkan Pemkot Bandung. Sebab, penghuni mayoritas warga Bandung. Meski mungkin saja ada pendatang,” tukas Sutaya.
Sidak yang ditindaklanjuti dengan kunjungan ke kantor PT KAI Daerah Operasional 2 Bandung, sejak dimulai sudah terasa aura memaksakan kehendak PT KAI Daop 2, yang menolak musyawarah melibatkan warga. Selain itu, Kepala Daop 2 Saridal membatasi rombongan legislator berbicara tidak lebih dari tiga orang. Namun, langsung ditimpali Ketua Rombongan Dewan Sutaya yang menyatakan, bahwa ini masalah masyarakat yang datang mengadu ke DPRD Kota Bandung, serta meminta tidak ada gerakan apapun yang mengusik ketenangan warga sebelum di tempuh musyawarah mufakat.
Kepala Daop 2 Bandung Saridal merasa tuan rumah langsung menyangkap persoalan dengan warga sudah berlarut-larut. Pihak PT KAI ingin menertibkan dan menata lingkungan stasiun selatan yang selama ini terlihat kumuh. Bahkan malam hari, sahut Saridal lebih memalukan. Sebab, jadi ajang transaksi kaki dua atau PSK.