bandungekspres.co.id – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan, saat ini masih banyak masyarakat di Jabar yang mengonsumsi air kotor. Padahal, air tersebut sangat berpengaruh bagi kesehatan mereka.
’’Baru sekitar 65 persen masyarakat yang menggunakan air bersih. Sedang sisanya mengonsumsi air kotor,’’ ungkap pria yang akrab disapa Aher itu di peringatan hari air sedunia tingkat Provinsi Jawa Barat, digelar di Taman Hutan Raya Dago kemarin (22/3).
Politisi PKS ini memaparkan, dengan mengonsumsi air bersih sangat berdampak positif pada kesehatan. Begitu pun saat sayuran dan padi yang diairi oleh air bersih. ”Apabila disiram dengan air bersih maka akan mendapatkan hasil yang organik dan baik untuk kesehatan kita yang mengkonsumsinya,” tuturnya.
Begitu pun ketika mengerucut soal penanganan sungai Citarum. Dia mengatakan, tidak hanya berkoordinasi dengan banyak pihak, tapi dia juga melakukan upaya menurunkan anggota TNI untuk membantu normalisasi Citarum.
’’Saya akan berkoordinasi dengan TNI untuk merumuskan bagaiman caranya menyelesaikan permasalahan Citarum,’’ ujarnya.
Lebih lanjut Aher menegaskan, pemanfaatan air artesis saat ini masih kurang terkontrol. Salah satunya penyerapan oleh pihak-pihak yang memiliki uang. Padahal air artesis itu merupakan air cadangan dan bukan sebagai air pokok.
”Tentu saja kondisi ini sangat dikawatirkan akan mengakibatkan krisis air yang juga menjadikan krisis pangan,” tuturnya.
’’Saya harap kepada semua masyarakat khususnya Jabar. Agar bisa memanfaatkan air dengan sebaik baiknya, karena ini untuk kepentingan kita bersama,’’ tambahnya.
Sementara itu, tema yang diusung pada peringatan hari air sedunia tahun ini tentang hubungan air dengan pekerjaan (water and job).
Kepala Dinas Pengendalian Sumber Daya Air Edi Nasution mengatakan, tujuan peringatan hari air ini karena untuk memberikan pengertian tentang kualitas dan kuantitas air. Sebab, setiap pekerjaan masyarkat sangat berhubungan dengan air. Saat ini, kondisi air memang sudah tidak bisa dikelola dengan baik.
’’Kegiatan ini sendiri diadakan dengan harapan agar masyarakat, pemerintah dan organisasi lainnya untuk melakukan konservasi agar ketersediaan air tetap aman,’’ katanya. (dn/rie)