Tsugawa menambahkan, Rio punya nilai tambah lain: Tampangnya ”menjual”. Dan itu juga akan berdampak di Jepang. ”Dia akan punya banyak penggemar di Jepang. Karena dia good-looking,” ujarnya, lantas tersenyum.
Tidak banyak jurnalis Indonesia yang terakreditasi resmi di Melbourne. Hanya tiga dari Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) plus Arief Kurniawan dari Bola. Tak heran, segelintir wakil media Indonesia itu pun dibombardir pertanyaan dari rekan-rekan media lain dari berbagai negara.
Pertanyaan macam-macam. Misalnya: Keluarga Rio itu seperti apa, apakah keluarga pembalap juga? Untuk menjawab lebih baik, mereka diperkenalkan langsung kepada Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati, orang tua Rio yang selalu stand by serta terlihat deg-degan di kawasan hospitality Manor.
Ada pula wartawan Jepang yang bertanya, apakah Rio pembalap muslim pertama di F1. Kalau ditanya begitu, tentu harus benar-benar mengecek sejarah F1, yang dimulai lebih dari enam dekade lalu.
Dan F1, seperti kebanyakan dunia modern, tidak meminta pesertanya menuliskan agama di data pribadi!
Pembalap muslim di sekitar F1 memang pernah ada, seperti Fairuz Fauzy dari Malaysia, yang sempat menjadi test driver Spyker F1 dan Lotus Racing (Caterham). Tapi, yang resmi ikut berlomba, Rio mungkin benar-benar yang pertama! (*/rie)