bandungekspres.co.id – Kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengungkapkan, esensi peringatan 97 tahun pemadam kebakaran (Damkar) yaitu keberhasilan masyarakat, bukan lembaga atau masyarakt itu subjek bukan objek. ”DPPK itu sifatnya mengedukasi dan melayani. Maka, wujudnya keberhasilan parsitipasif,” tukas Ferdi kemarin (15/3).
Ke depan, bencana kebakaran disebut berhasil ketika ditanggulangi masyarakat. Apalagi, berkaca pada respon time DPPK Kota Bandung, yang harus diakui, sahut Ferdi, sering terkendala masalah geografis.
Atas referensi tersebut, dalam meminimalisir peristiwa kebakaran, kini sudah terbentuk relawan bencana dengan anggota tidak kurang dari 13.800 orang serta relawan api beranggotakan 2.470 orang. ”Relawan itu terdidik khusus. Secara terus menerus dikembangkan kualitas dan kuantitasnya. Jurus DPPK, Siap Peralatan Tanggap (Sigap),” tegas Ferdi.
Mantan Dansat Pol PP Kota Bandung ini menjelaskan, peristiwa kebakaran itu datangnya seperti kematian, datangnya pasti, tapi tidak tahu kapan waktunya. Sehingga, kesiapsiagaan DPPK dituntut setiap saat. Terpenting siapkan peralatan, tanggap dan handal masyarakat kunci keberhasilan penanganan bencana.
Untuk itu, profesionalitas damkar ketika hadir memberikan pelayanan pencegahan pemadaman kebakaran merupakan bagian tak terpisahkan dari penyelamatan sebagai perwujudan butir pertama nawa cita.
Sebelumnya di Lapangan Tegalega, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang bertindak sebagai inspektur upacara dalam sambutannya mewakili Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengajak masyarakat melakukan gerakan perang terhadap kebakaran. Melalui tindakan preventif, padamkan api sejak dini jangan menunggu besar. Sebab, kobaran api yang membesar akan sulit dipadamkan.
Wali Kota yang akrab disapa Emil itu membeberkan, sebenarnya kebakaran itu dapat dicegah. Karena penyebab kebakaran 99 persen akibat ulah manusia.
Dia mencontohakan, kebakaran yang melanda Indonesia tahun 2015 mengakibatkan terganggunya perekonomian dengan kerugian diperkirakan tidak kurang dari Rp 50 triliun. Peristiwa kebakaran itu hampir merata diseluruh provinsi. ”Lebih dari sebulan negara kita dirundung darurat kabut asap akibat kebakaran alahan gambut,” sebut Emil.
Untuk itu perlu diingat, lebih baik mencegah daripada harus memadamkan kebakaran. ”Stop kebakaran dan stop pencemaran asap,” imbuh Emil.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi Hanura Endun Hamdun mengungkapkan, selayaknya warga memberikan apresiasi kepada petugas damkar. Sosok petugas damkar bekerja siap siaga hadir dalam penyelamatan jiwa. ”Melakukan tugas tanpa mengharap pujian, memberi pelayanan pemadaman dan penyelamatan. Tidak semua orang bisa melakukannya. Sebab, profesi itu, didapat melalui pendidikan dan pelatihan. Intinya harus memiliki jiwa profesionalisme,” sanjung Endun.