bandungekspres.co.id– Beberapa hari lagi Indonesia akan dilintasi oleh momen yang sangat langka yaitu gerhana matahari total (GMT). Sejumlah masyarakat pun sudah tidak sabar untuk menyaksikan momen langka tersebut.
Kiki warga Ciumbeleuit mengaku, sangat tidak sabar untuk menonton momen gerhana matahari nanti. Dirinya bahkan sudah membeli kacamata khusus untuk melihat gerhana mulai dari seminggu yang lalu.
”Meskipun di Bandung cuma kebagian gerhana matahari sebagian, tapi tetep aja saya penasaran saya juga udah beli kacamatanya melalui online shop,” ujarnya
Hal yang sama dirasakan oleh Vivi Nabilah. Dia mangatakan, berniat ingin pergi langsung ke Belitung untuk bisa melihat momen langka tersebut. ”Saya sih pengen banget bahkan rencanaya nanti mau berangkat ke Belitung biar bisa lihat gerhana matahari total,” ujarnya
Meskipun antusiasme masyarakat untuk melihat gerhana cukup besar, namun dr Iwan Sovani SpM(K) selaku Direktur Medik dan Pelayanan RS. Mata Cicendo Bandung berpesan agar masyarakat tidak memaksakan untuk melihat gerhana matahari secara langsung tanpa filter khusus untuk matahari. Bahkan dengan menggunakan kacamata hitam atau bahkan menggunakan pantulan dari baskom/ember yang diisi air pun itu dinilai masih berbahaya. ”Kalau menggunakan filter yang disediakan dari Boscha itu boleh dan kalau memakai filter yang dipakai teloskop itu juga boleh,” ujarnya lagi
Dirinya mengkapkan jika memaksakan melihat gerhana matahari dengan mata telanjang maka akan terjadi kerusakan pada retina. Kerusakan pada retina disebabkan karena sinar matahari (ultraviolet dan inframerah) dengan intensitas yang tinggi masuk melalui lubang pupil, kemudian difokuskan di retina. Hal ini dapat meningkatkan suhu retina hingga 10-25 derajat celcius. Padahal peningkatan suhu 4 derajat celcius saja dapat mengakibatkan peningkatan radikal bebas dan kerusakan termal/fotokimia terhadap sel fotoreseptor di retina.
Selain itu, saat gerhana matahari terjadi, sebagian besar sinar matahari akan tertutup oleh bulan. Sehingga langit akan terlihat gelap dan menatap langsung ke arah matahari tidak akan terasa silau.
Padahal dalam keadaan ini, ukuran pupil mata menjadi lebih lebar sehingga semakin banyak sinar matahari yang masuk ke dalam mata. Akibatnya, semakin besar pula kerusakan di retina. Menurut Iwan menatap sinar matahari kurang dari satu menit saja sudah dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. ”Apabila anda pernah melakukan percobaan membuat titik api dari sinar matahari menggunakan kaca pembesar, seperti itulah efek sinar matahari dapat ‘membakar’ retina,” ungkapnya