Upaya La Hami dan Layala Terus Berkarya lewat Rumah Musik Harry Roesli (RMHR)

Kania, sang ibu, aktif mengajar tari di RMHR. Ruang tengah yang cukup luas dengan dinding kaca menjadi tempatnya mengajar. Di bagian belakang rumah juga terdapat guest house yang disewakan untuk pengunjung yang ingin merasakan pengalaman berbeda: menginap dengan ambience seni.

Kafe di area depan menjadi spot asyik untuk nongkrong; berbincang tentang musik, seni, karya, apa saja. Potret (alm) Harry Roesli dan barang-barang koleksi beliau menghiasi dinding kafe, menghadirkan nuansa musik yang kental. Seolah energinya masih terasa memenuhi ruangan. ”Kafe dan guest house juga untuk subsidi silang, menutupi biaya produksi,” ungkap Hami.

Layala, kembaran Hami, yang kemudian bergabung dalam obrolan, menambahkan bahwa sang ayah meninggalkan banyak teladan. Di antaranya, berkarya itu tidak selalu memerlukan uang. Bisa melalui apa saja, yang penting tidak mengganggu kepentingan orang lain. Kemudian, cara mengukur kebahagiaan kita adalah melalui seberapa banyak orang yang sudah kita bahagiakan.

Layala dan Hami juga mewarisi jiwa pendidik dari orang tuanya. Semasa hidup, Harry Roesli merupakan dosen musik di beberapa kampus di Bandung. Saat ini Layala aktif melakukan pembinaan musik kepada anak-anak. Dia juga mengajar perkusi. ”Kalau Hami dulu bas, gitar, piano. Tapi, kuliahnya di arsitek,” kata Layala.

”Awalnya mau ambil musik,” timpal Hami. Tapi, sang ayah melarang. ”Kuliah yang lain aja. Kalau musik biar bapak yang ngajarin,” kenang Hami. Hami merupakan alumnus S-1 arsitektur di Universitas Parahyangan Bandung, kemudian melanjutkan S-2 bidang yang sama di Jerman.

Keduanya mengenang masa kecil bersama ayah tercinta. Ketika keluarga lain berlibur ke Bali atau kota-kota besar, ”liburan” ala Layala dan Hami adalah menonton pertunjukan seni di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. ”Sama nonton bapak manggung,” ucap Layala.

Musik terus menjadi energi bagi Hami dan Layala. Dalam cakupan yang lebih luas, seni. Dan RMHR merupakan rumah untuk itu semua. Terutama agar lampu di meja kerja Harry Roesli terus menyala. (*/c9/sof/rie)

 

Tinggalkan Balasan