Tolak Evakuasi, Jaga Barang Berharga
bandungekspres.co.id – Dibukanya pintu bendungan Kali Bekasi di Jalan Hasibuan, Bekasi Selatan, berdampak pada meluasnya banjir di bagian utara Bekasi. Ratusan warga di hilir kali tersebut terpaksa mengungsi akibat banjir melanda permukiman mereka.
Di Kelurahan Margahayu RT 08/03, Bekasi Timur, misalnya terdapat 400 warga di Kampung Bekasi Kidul yang terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Ketinggian air setinggi hampir dua meter merendam tempat tinggal mereka sejak pukul 11.30, Minggu (28/2).
Banjir akibat luapan Kali Bekasi ini memang sudah menjadi langganan setiap musim penghujan. Tiga komunitas relawan yang berasal dari Sakamana Bakti, Resque Wanabakti, Tagana, dan BPBD Kota Bekasi terjun ke lokasi banjir guna mengevakuasi warga. Namun tidak sedikit juga warga menolak dievakuasi dengan alasan menjaga barang berharga.
Koordinator Pengerahan Tagana Kota Bekasi Wahyu mengatakan pihaknya menerjunkan 25 personel dari Tagana dengan menggunakan perahu karet melakukan penyisiran ke setiap gang untuk mengevakuasi para warga. Namun untuk kebutuhan pengungsi diserahkan kepada pihak BPBD Kota Bekasi.
’’Ya kalau kami sebatas mengevakuasi warga ke tempat lebih tinggi serta barang berharga. Untuk kebutuhan pengungsi kami serahkan ke BPBD,” ucapnya kepada Radar.
Di saat bersamaan, koordinator relawan BPBD Kota Bekasi Ujang Sihabudin menjelaskan pihaknya akan mendirikan tenda pengungsian untuk tempat tinggal sementara. Selain itu, untuk memenuhi makan dan minum warga pihaknya akan mendirikan juga dapur umum. Namun pihaknya juga memenuhi permintaan warga yang meminta makanan cepat saji.
Sementara, Imron warga Kampung Bekasi Kidul mengatakan warga yang mengalami banjir sangat butuh bantuan makanan jadi. Karena tidak mungkin memasak karena ketinggian air mencapai setangah pintu rumah. ’’Wah gimana mau masaknya, air saja udah tinggi gini. Kalau bisa makanan yang udah mateng,” ungkapnya
Imron melanjutkan banjir memang sudah menjadi agenda rutin setiap musim penghujan. Pihaknya engan untuk pindah karena sudah mendiami daerah tersebut sejak puluhan tahun lalu. Pihaknya berharap Pemerintah Kota Bekasi segera memperbaiki insfrastruktur sehingga tidak lagi mengalami banjir.