Penolakan LGBT Kian Bermunculan

bandungekspres.co.id – Orientasi seksual menyimpang lesbi, gay, biseksual dan transgender (LGBT) belakangan ini menjadi perbincangan hangat di Tanah Air. Pro dan kontra pun bermunculan dari masyarakat, mulai dari pengamat, aktivis social hingga pemuka agama. Ada yang menolak keras dan ada yang mendukungnya dengan alasan beragam.

Guru Besar Universitas Padjajaran Prof Dr Agustin Purnawan menyatakan tidak masalah dengan adanya LGBT. Menurut dia, LGBT hanyalah sebuah gerakan sosial agar keberadaan mereka bisa diterima oleh masyarakat. ”Biarin ajalah, biar aja berjalan berdampingan asal jangan menjadi besar dan merugikan lingkungan sekitar,” ujar Agustin kepada Bandung Ekspres kemarin (24/2).

Sementara itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan bahwa kehidupan manusia tidak bisa bebas begitu saja. Menurut pria yang akrab disapa Emil, tatanan hidup manusia diatur baik oleh agama ataupun undang-undang di Negara tempat tinggalnya.

”Kita hidup tidak bisa sebebas-bebasnya seperti yang kita mau. Kita hidup di Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negara, ada norma-norma yang tidak boleh dilanggar,” kata Emil belum lama ini.

Emil sendiri tidak mempermasalahkan adanya orang yang masuk dalam kelompok LBGT. Sebab hal itu merupakan ranah personal. Yang terpenting, mereka yang masuk dalam kelompok LBGT tidak mempublikasikan diri dan tidak mengajak orang lain untuk mengikuti gaya hidup serupa.

Menurut Emil, preverensi seksual pribadi seharusnya tidak boleh terekspos. Dengan kata lain, perlu ada upaya-upaya kampanye publik terhadap norma-norma yang tidak diterima di Indonesia ini.

”Bahwa sebagain dari kita berbeda, saya enggak tahu, itu urusan masing-masing. Tapi saat dia ke publik membuka diri kemudian mengajak secara tidak langsung (untuk bergabung), menurut saya itu sesuatu yang melanggar etika, norma, dan pasti saya tindak,” jelas Emil.

Tindakan tegas juga akan diambil Emil jika ternyata komunitas serupa mempublikasikan diri di kotanya. ”Pemkot pasti akan bertindak jika ada fenomena yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat yang tiba-tiba mempublikasikan diri,” tegas Emil.

Hal serupa diungkapkan Nisa Ummu Rumaisha. Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran ini menolak gerakan LGBT. Menurutnya jika ingin memilih sebagai LGBT, lebih baik disimpan dalam hati sendiri-sendiri dan meminta agar jangan terang-terangan mendukung LGBT. ”Lebih baik diem aja gausah menganggap yang non-LGBT merupakan orang jahat dan melanggar HAM,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan