Akan Bangun Pabrik Kereta
bandungekspres.co.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan, saat ini pemerintah pusat fokus pada pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, pembangunan kereta cepat tersebut akan mendorong perekonomian masyarakat mempercepat pergerakan manusia.
”Paling utama kita harus meningkatkan konektivitas transportasi masal. Sehingga orang bisa lebih cepat saat akan beraktivitas,” papar Rini saat membuka dialog soal kereta cepat dengan seluruh pemerintah daerah Jawa Barat di Hotel Grand Royal Panghegar kemarin (19/2).
Untuk memperlancar proses tersebut, pemerintah pusat juga berencana untuk membangun pabrik kereta (rolling stock) di wilayah Jawa Barat. Hal itu, seiring dengan akan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
”Satu hal yang paling utama juga, mereka (Tiongkok) komitmen untuk kerjasama membangun pabrik gerbong kereta api di Indonesia. Kita sudah tentukan akan bangun mula-mula assembling untuk gerbong LRT dan ke depannya high speed train dan dapat membangun secara penuh LRT dan itu, sudah kita putuskan dibangun di Jawa Barat,” papar Rini.
Saat ini, lanjut Rini, pemerintah pusat sedang mengkaji rencana pembangunan pabrik kereta tersebut. Namun demikian, ada beberapa daerah yang akan dipilih untuk lokasi pabrik kereta.
”Titiknya di mana, kita sedang menganalisis. Apa di Purwakarta atau Tegalluar. Yang pasti akan dibuat di Jabar. Harapannya, enginering di Kota Bandung ini dapat betul-betul kerjasama dengan BUMN,” tuturnya, ”Dan mereka nantinya, bisa bangun kereta cepat di seluruh Asean,” tambahnya.
Dengan adanya kereta cepat, maka perpindahan manusia, pertumbuhan ekonomi akan lebih merata. Dia tidak menampik, kereta cepat banyak menjadi kontroversi. ”Padahal kereta cepat ini, kita bangun untuk manfaat bersama bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, secara khusus DKI dan Jawa Barat,” paparnya.
Dia menguraikan, pembangunan kereta cepat ditujukan untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia dan Indonesia bisa berkompetisi lebih kuat lagi.
Rini memerinci, negosiasi pemerintah dengan China adalah tenaga kerja lokal diberikan kemampuan untuk alih teknologi. Dengan target, 60 persen dari pengerjaan kereta cepat dikerjakan di Indonesia.