Harry Gunawan Ho tentang Pemerataan Pembangunan
Seberat apa pun tantangan menuju negara dengan perekonomian maju, akan selalu ada ruang untuk menggapainya. Kunci utamanya adalah pembangunan infrastruktur sebagai gerbang pembuka pertumbuhan bersama.
—
PEMILIK sekaligus Presiden Direktur PT Kencana Graha Global Harry Gunawan Ho teringat Tiongkok sekitar awal dekade 1990-an. Kala itu perekonomian negara tersebut belum diperhitungkan
Di kota sekelas Guangzhou saja, jalanan masih relatif sempit. Penuh dengan pengguna jalan yang bersepeda kayuh.
”Kalau kita di mobil malam-malam, tidak boleh buka (menyalakan, Red) lampu. Harus merayap. Kalau kita buka lampu, mereka marah. Silau,” tutur dia saat berbincang dengan Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) di kantornya, kawasan M.H. Thamrin, Jakarta, Senin (15/2) lalu.
Namun, coba lihat Tiongkok hari ini seperti apa. Jalannya saja bahkan sudah sampai tingkat empat. Industri dibangun sedemikian pesat. Tentu saja karena regulasinya menopang kuat. Segala hal yang pada zaman sebelumnya masih dikekang, bahkan diikat, kemudian dilepaskan.
Dari gambaran kebangkitan Tiongkok itu, tambah Harry, banyak hal bisa dipelajari Indonesia. Antara lain, upaya tumbuh mesti dilakukan secara bersama serta saling mendukung antara pemerintah, korporasi, dan pelaku usaha menengah sampai kecil.
Banyak potensi besar yang belum dimaksimalkan di Indonesia. Mulai saat ini sudah harus diupayakan. Harry melihat, pemerintah sedang berupaya ke arah itu. Terutama melalui rencana pembangunan infrastruktur, baik jalan, pelabuhan, bandara, maupun fasilitas pendukung lain.
Memang tidak ada salahnya meniru langkah positif orang lain. Ada pepatah jika dalam bahasa Indonesia berbunyi, ”Belajarlah dari kesalahan orang lain dan mengikuti orang benar.” ”Belajar dari kesalahan orang lain itu filosofi China. Kalau mengikuti orang benar atau orang saleh kan memang di semua kitab agama juga diajarkan,” ulasnya.
Seperti contoh di Tiongkok pada masa lampau, di Indonesia banyak daerah potensial yang belum tersentuh infrastruktur layak. Padahal, di dalamnya banyak sumber pendapatan, baik dari sisi pariwisata maupun hasil alam, terutama pertanian.
Kalau ada bandara internasional, lanjut Harry, pasar global bakal memperhitungkan. Investor akan masuk. Dia mengambil contoh Belitung. Seandainya aksesnya dibuka dengan membangun bandara internasional, hotel bintang lima akan masuk. Wisatawan asing akan semakin ramai. Karena wisatawan asing itu lebih memilih akses langsung.