Bikin Tur, Gelar Pelatihan, sampai Sosialisasi ke Sekolah
Pengamatan gerhana matahari bulan depan tidak hanya akan dilakukan di daratan. Tapi juga di bawah laut. NASA pun turut mengirim peneliti.
H.Hilmi S.- Ariski P.H., Jakarta-Surabaya
—
MENDAPATI telepon seluler (ponsel)-nya ”hang” adalah rutinitas baru Madhonna Nur Aini. Tapi, pegiat komunitas astronomi Jejak Langit itu tidak hanya memaklumi. Bahkan mengaku gembira.
”Itu berarti banyak yang antusias terhadap tawaran tur gerhana kami,” kata perempuan yang akrab disapa Donna tersebut.
Ya, sejak akhir Oktober lalu, Donna bersama dua koleganya, Gigih Iqbal Fairuz dan Riza Miftah Muharram, menawarkan tur pengamatan gerhana matahari total (GMT). Lokasinya adalah Pantai Burung Mandi, Belitung.
Target mereka semula hanya 20 peserta. Tapi ternyata membengkak sampai 100.
Bahkan, slot 20 peserta itu sudah habis dalam jarak tak sampai satu bulan sejak pendaftaran dibuka. Setelah sampai 100 pun, masih banyak yang berusaha mendaftar. Padahal, promosinya hanya lewat media sosial. ”Sampai capek nolak karena semua ngontaknya ke ponsel saya. Tapi, saya senang,” kata Donna.
GMT itu akan terjadi selama sekitar dua menit pada 9 Maret dan hanya bisa dinikmati di Indonesia. Itu pun tidak di semua wilayah. Persisnya hanya di sebelas provinsi di Indonesia. Yaitu Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Karena momen istimewa itulah, para ”pemburu gerhana” sejak jauh-jauh hari melakukan persiapan. Bentuknya pun beragam. Di lantai 2 Planetarium Jakarta pada Sabtu lalu (13/2), misalnya, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) menggelar workshop menjelang GMT yang diikuti sekitar 50 orang dari beragam usia dan latar belakang.
Pemaparan oleh pengurus HAAJ sekaligus pegawai Planetarium Jakarta Ronny Syamara pun mereka ikuti dengan antusias.
Misalnya saat Ronny menjelaskan standar keamanan dalam pengamatan gerhana matahari. Menurut dia, jangan sampai gara-gara keasyikan ingin mengamati gerhana, mata menjadi rusak gara-gara terpapar sinar ultraviolet dari sang surya. Cara paling mudah untuk mengamati gerhana antara lain adalah memanfaatkan biskuit yang memiliki lubang-lubang kecil.