Perlu Perbaikan Sistem Guru Honorer

bandungekspres.co.id –Sebanyak 17 ribu guru honorer di Jawa Barat ikut berdemo ke Jakarta. Dari julah itu, 500 guru di antaranya berasal dari Kota Bandung. Menurut Ketua Asosiasi Guru Honorer Indonesia (AGHI) Jawa Barat Iman, pihaknya menuntut dua hal tentang guru honorer.

”Pertama payung hukum dan selanjutnya pengangkatan guru honorer untuk kategori dua,” kata Iman kepada Bandung Ekspres saat ditemui di Braga kemarin (11/2).

Dia menjelaskan, selama ini masih belum ada regulasi yang jelas terkait tentang kategori dua ini. Bahkan diakui olehnya di Kota Bandung sendiri jumlah guru honorer dua kali lipat dari guru PNS. Hal tersebut dianggap sebagai ketimpangan.

Menurutnya, guru honorer di beberapa kota ini sudah cukup lama mengajar. Akan tetapi, baik dari pemerintah daerah hingga pusat masih belum ada kejelasan terhadap nasib para guru honorer.

Sementara ditemui di tempat berbeda, Kepala Humas Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Yuliawan Kasmahidayat menjelaskan, perlu ada pengaturan baru terhadap pengangkatan guru honorer. ”Sekarang aturannya 10 tahun mengajar baru diangkat. Itu terlalu lama,” katanya.

Dia menjelaskan, untuk pengangkatan dosen menjadi PNS cukup mudah. Hal itu sebaiknya coba diterapkan dalam aturan baru guru honorer. Maksimalnya tiga tahun mengajar atau menjadi guru baru diangkat menjadi PNS. Sehingga, tidak ada penumpukan guru honorer. Apalagi di Bandung, tentunya setiap tahunnya menghasilkan banyak lulusan calon guru. Ditambah lagi, dengan lulusan non-pendidikan yang pada akhirnya mengajar. Itu akan membuat semakin menumpuk guru honorer.

”Kalau aturannya tidak dirubah, maka tetap setiap tahunnya ada banyak guru honorer yang menumpuk,” katanya.

Apalagi saat guru sedang melaksanakan aksi di Jakarta menuntut aspirasi mereka. Keadaan tersebut hampir setiap tahunnya terjadi dan pemerintah masih belum banyak mengeluarkan kebijakan yang real.

Bukan hanya itu, pihaknya merasa prihatin terhadap nasib para guru honorer itu. Sebelum menjabat di UPI, dia juga sempat menjadi guru honorer. Bahkan, dia terlahir dari keluarga yang notabanenya menjadi guru. (nit/fik)

Tinggalkan Balasan