Dia menegaskan, yang perlu diwaspadai adalah ketika nyamuk itu membawa virus Zzika, lalu menggigit ke manusia hamil. Akibatnya wanita hamil itu akan melahirkan keturunan yang cacat. ”Karna virus Zika menyerang saluran otak pada janin bayi,” katanya.
Dia menjelaskan, selain wanita hamil manusia yang terjangkit virus zika akan menurunkan sistem kekebalan tubuhnya. Setelah itu akan terjadi kelumpuhan yang menjalar pada bagian otot manusia. Namun, hal itu tidak akan terjadi secara langsung.
”Akan terlihat pada hari tujuh sampai 12 hari dan menyerang selama dua sampai tujuh hari,” tuturnya.
”Virus zika memang sulit dideteksi, untuk masyarakat yang sudah mengunjungi negara yang terkena wabah bisa langsung melaporkan kepada petugas kesehatan,” imbuhnya.
Untuk pihak RSHS sendiri, mengantisipasi hal tersebut sudah meningkatkan kewaspadaan, yaitu dengan menyiapkan sumber daya manusia, sarana dan prasana. Tentunya berkordinasi dengan dinas kesehatan. Baik Dinkes Jawa Barat atau Kota/Kabupaten setempat.
Sementara berdasarkan data yang dihimpun melalui Humas RSHS, pasien DBD pada 2016 baru sekitar 26 orang. Sekitar 24 orang di antaranya terjadi pada Januari dan sisanya dua orang terjadi Februari.
Pada tahun 2015, RSHS Bandung menangani 321 orang pasien DBD di mana satu di antaranya meninggal. Pasien tertinggi merupakan anak-anak. (dn/nit/rie)