Ahli Racun Ragu Jumlah Sianida di Kopi Mirna

Terkait dengan getolnya Jessica menolak tuduhan dirinya sebagai pelaku pembunuhan, Nalini menyebutkan, sikap itu menunjukkan dua kemungkinan. Yang pertama, dia memang psikopat. Sehingga bisa tenang karena terbiasa melakukan tindakan yang disangkakan. Kemungkinan kedua, Jessica memang tidak bersalah.

Menurut Nalini, seseorang bisa dinyatakan psikopat atau tidak setelah melalui pengamatan yang intens. Waktu yang diperlukan minimal dua pekan. Masa itu bisa diperpanjang sampai bukti yang mendukung pelaku psikopat ditemukan. ”Karena itu, langkah wawancara berjam-jam sampai hipnotis pun belum dianggap kuat,” tutur Nalini. Itu juga ditunjukkan dengan banyak psikopat yang lolos dari pemeriksaan menggunakan lie detector.

Nalini mengatakan, dengan kondisi tersebut, yang menentukan kondisi kejiwaan seseorang harus tim profesional, yakni psikiater atau dokter jiwa. ”Prosesnya panjang. Sebab, psikopat sangat manipulatif. Pandai berbohong. Psikiater saja bisa terkecoh,” ucapnya. Dia mengungkapkan, kepolisian sebaiknya mengajak tim ahli kejiwaan untuk menentukan kondisi kejiwaan Jessica.

Nalini mengaku selalu memantau perkembangan kasus kopi beracun dan mengakui perkara tersebut bukan kasus biasa. Saat ini PDSKJI melakukan rapat untuk memberikan pernyataan khusus tentang kasus itu.

Senada dengan Nalini, psikiater forensik Natalia Widiasih Raharjanti mengaku tidak bisa menentukan apakah Jessica mempunyai gangguan kepribadian neurotik atau tidak tanpa memeriksa langsung.

“Saya tidak bisa menuduh seseorang punya masalah psikologis hanya dengan pengamatan. Kalau mau tanya soal diagnosis, lebih baik tanya ke psikiater forensik yang memeriksa secara langsung,” ujarnya saat dihubungi kemarin.

Soal kemampuan Jessica lolos dari lie detector, psikolog klinis Kasandra Putranto berpendapat, tes-tes psikologis seperti lie detector masih mengandung kontroversi dalam penggunaannya. ”Pasalnya, berdasar penelitian, ada segolongan profil yang mampu mengendalikan emosi dan memanipulasi alat tersebut,” jelasnya.

Dari sisi neuro-linguistic programming (NLP), pakar hipnoterapi Dewi P. Faeni menduga Jessica telah melakukan kebohongan. Dewi melihat hal itu dari bahasa tubuh Jessica ketika diwawancarai sejumlah televisi.

Pertama, dilihat dari eye-to-eye contact. Dewi memandang Jessica sering melihat ke kanan atas. Hal itu menunjukkan seseorang yang sedang membangun fakta. ”Bisa jadi dia tak mengatakan yang sebenarnya,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan