Ungkap Hubungan dengan Bill Clinton dan Xi Jinping

Mochtar Riady
Mochtar Riady
0 Komentar

Episode ketiga (1971-1990) adalah masa pengembangan usaha dan era globalisasi ekonomi yang menguraikan kisah Mochtar saat membesarkan Bank Central Asia (BCA) bersama Liem Sioe Liong serta cikal bakal Lippo Bank.

Episode keempat (1991-2010) disebutnya era Samudra Atlantik sampai era Samudra Pasifik yang mengungkap pandangannya tentang keajaiban ekonomi Tiongkok. Terakhir, episode kelima (2011 dan seterusnya) menguraikan legacy yang ditinggalkannya kepada anak cucu dan generasi penerus.

Banyak kisah inspiratif yang dituangkan Mochtar dalam buku maupun diceritakannya secara langsung kepada awak media selama dua jam konferensi pers. Misalnya, kisah masa kecilnya yang pada usia 9 tahun harus kehilangan ibu (Sibelau, 1889-1939) karena meninggal saat melahirkan adiknya. Sejak saat itulah Mochtar belajar banyak hal dari ayahnya (Liapi, 1888-1959) yang sanggup menjalankan status ganda, menjadi ayah yang tegas sekaligus ibu yang luwes.

Baca Juga:Ahok Tetap OptimistisKeluarga Belum Bisa Bertemu

Cerita menarik dituangkan Mochtar dalam tulisan Kisah Selembar Lotere. Karena tergiur iming-iming kaya mendadak, Mochtar kecil membeli lotre dengan uang tabungan Rp 1. Mochtar yang ketika itu berusia 11 tahun juga diajak berjudi oleh orang-orang dewasa.

Saat menang pada awal, dia merasa senang. Tetapi, rupanya Mochtar ditipu dan dijebak. Uangnya habis. ”Ayah marah besar, merebut kupon lotre, menyobeknya, dan melayangkan tiga pukulan ke badan saya. Saya benar-benar kapok. Saya jadi sadar bahwa judi itu begitu jahat,” ungkapnya. ”Karena itu, seumur hidup saya tidak mau lagi berjudi, baik itu judi beneran atau judi dalam bisnis dalam arti bisnis yang spekulatif,” imbuhnya.

Sambil sesekali bersin dan mengusap hidungnya dengan tisu, Mochtar terus bersemangat menguraikan kisah hidupnya. Beberapa kisah tidak dituliskannya dalam buku. Misalnya, awal mula kerja sama dirinya dengan taipan yang biasa disapa Om Liem itu. Berawal dari gagasannya membangun bank kliring di Indonesia, Mochtar mendapati fakta bahwa bisnis yang paling banyak melibatkan perputaran uang ketika itu adalah industri rokok.

Sebagai penguasa bisnis cengkih, Mochtar menilai Liem bisa menjadi jalan untuk membujuk perusahaan-perusahaan rokok agar melakukan transaksi melalui bank mereka. Selain rokok, industri tekstil dan bahan bangunan melibatkan perputaran uang besar setiap hari. ”Pak Liem punya relasi di semua industri itu. Jadi, tepat kalau saya ajak berpartner,” katanya.

0 Komentar