Terdampak Naiknya Harga Daging
bandungekspres.co.id– Aktivitas di Rumah Pemotongan Hewan (RPH ) milik Pemerintah Kabupaten Bandung Barat turun 10 persen paska kenaikan harga daging sapi yang menembus Rp 120 ribu/kg di pasar tradisional setelah adanya kebijakan akan diberlakukannya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) oleh pemerintah pusat. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Barat Adiyoto di Ngamprah, kemarin.
Menurut Adiyoto, kenaikan harga daging sapi baru-baru ini sangat berdampak pada aktivitas RPH. Sebab, banyak pengusaha ternak sapi dan pemilik sapi yang khawatir akibat harga daging sapi yang terlalu mahal. Biasanya dalam satu hari sapi yang dipotong di RPH mencapai 25 ekor, namun sekarang menurun sampai 10 persen. Di Kabupaten Bandung Barat terdapat 2 RPH, satunya lagi milik swasta di Kecamatan Lembang. Sama seperti RPH milik pemerintah, RPH swasta pun mengalami penurunan order pemotongan. ’’Karena permintaan kurang di pasaran sehingga di RPH juga menurun,” jelasnya.
Dia menerangkan, sejak pemerintah melalui Kementerian Keuangan menetapkan aturan tentang kenaikan PPN 10 persen untuk impor ternak mendongkrak harga daging sapi. Berat hidup sapi yang sebelumnya Rp 42.000/kg sekarang mencapai Rp 47.000/kg, sehingga harga karkasnya Rp 95.000/kg. ’’Otomatis ketika dijual di pasar tradisional mencapai angka Rp120 ribu/kg. Ini tentu memberatkan masyarakat,” katanya.
Kebutuhan sapi potong dipenuhi dua perusahaan penggemukan sapi (feedloter) yang ada di Kabupaten Bandung Barat. Didominasi sapi impor, sisanya sapi lokal yang didatangkan dari daerah Jawa, dan sapi perah jantan maupun sapi perah betina yang sudah tidak produktif.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kopereasi, dan UMKM Kabupaten Bandung Barat Weti Lembanawati menambahkan, kenaikan harga daging sapi ini akan dirapatkan pada Kamis pekan ini. Dalam rapat nanti akan membahas persoalan daging sapi dengan Pemprov Jabar, Bulog, dan pemangku kepentingan lainnya. ’’Rapat bersama provinsi difokuskan pada kenaikan harga daging sapi ini,” bebernya.
Di samping itu, dia sudah memerintahkan kepada semua UPT Pasar untuk terus memantau setiap hari perkembangan harga dan ketersediaan daging sapi. Laporannya harus diterima setiap hari untuk dijadikan dasar dalam mengambil kebijakan. Saat ini, ada 8 pasar tradisional dan 60 pedagang daging sapi yang ada di Kabupaten Bandung Barat. ’’Mudah-mudahan kenaikan ini tidak lama dan cepat kembali normal agar masyarakat dapat menjangkau harga daging sapi,” pungkasnya.