Dua Saudara Kandung Derita Gizi Buruk

bandungekspres.co.id– Dua saudara kandung warga Kompleks Bumi Parahyangan Kencana, Blok E 20 nomor 5, Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung Rinto Hadikusumah, 17, dan Rian Adinugraha, 11, mengalami gizi buruk. Meskipun tinggal di komplek, tapi rumah mereka tampak kumuh dan berpagar bambu serta terdapat tumpukan plastik dan botol bekas.

Gizi Buruk
YULLY S YULIANTY/BANDUNG EKSPRES

PERLU BANTUAN: Rinto Hadikusumah, 17 tengah terbaring di rumahnya karena mengalami gizi buruk.

Rinto yang berusia 17 tahun memiliki tubuh dengan ukuran seperti anak usia 5 tahun dan selalu tertidur kaku dengan lutut menyentuh dada, sedangkan adiknya Rian yang berusia 11 tahun tapi tubuhnya sama dengan anak yang berusia 6 tahun dan belum dapat berbicara.

Orang tua Rinto dan Rian, Rohmat, 65, salah seorang pensiunan PNS Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung mengatakan, kedua anaknya itu pernah mengalami demam tinggi, kejang, saat berusia 2 tahun. ”Rinto sejak itu tidak bisa tumbuh layaknya anak-anak lainnya. Sampai sekarang, makan dan buang air pun masih di kasur. Sedangkan, Rian tidak bisa bicara,” kata Rohmat saat ditemui di kediamannya kemarin (21/1).

Keluarganya nyaris tidak mendapat bantuan apapun dari pemerintah. Dinas Sosial Kabupaten Bandung pun hanya datang dan mendata keluarganya tahun lalu, tanpa memberikan kartu, fasilitas, atau bantuan apapun. ”Kami hanya mendapat bantuan dari perorangan yang katanya dari kelompok peduli kaum disabilitas. Kami berusaha bertahan hidup dengan bekerja sebagai buruh serabutan atau memulung,” tuturnya.

Rohmat mengungkapkan, keluarganya hampir diusir dan berkali-kali mendapat surat dari pengembang perumahan untuk meninggalkan rumah tersebut. Karena mereka tidak bisa membayar cicilan rumah yang dihuni sejak 2003 itu secara rutin. ”Sisa cicilannya Rp 30 juta lagi. Tiap bulan saya dapat uang pensiun Rp 200 ribu, untuk biaya hidup. Seringnya tidak bisa cukup untuk menyicil rumah,” ungkapnya.

Ketua RT setempat, Agus Goner, 44, menjelaskan, salah satu warganya ini dimasukkan ke dalam kategori keluarga tidak mampu dan mendapat jatah raskin setiap bulan. Dia pun kerap mengajukan permohonan bantuan untuk keluarga ini kepada Pemerintah Kabupaten Bandung. ”Tapi sampai saat ini belum ada tanggapan apa-apa dari pemerintah. Ibu mereka bahkan pernah mengalami depresi berat kemudian kabur dari rumah dan ditemukan di Jawa Tengah,” jelasnya. (yul/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan