bandungekspres.co.id – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai mengancam wilayah Kabupaten Bekasi. Banyak warga yang sudah menderita penyakit tersebut dan membutuhkan perawatan khusus.
Di RT 06/02 Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikarang Barat, banyak warga yang terkena DBD terpaksa dirawat di rumahnya sendiri. Pasalnya, pihak puskesmas setempat sudah kewalahan menampung penderita DBD yang jumlahnya terus bertambah.
Darmin, 61, penderita DBD mengatakan kalau seluruh keluarganya yang berjumlah empat orang terserang penyakit yang sama. Bahkan keempat anggota keluarganya itu juga terpaksa menjalani perawatan di rumahnya.
’’Kalau sakit gini terus dikasih infusan. Istri saya sudah habis 25 botol. Sedangkan saya sudah 20 botol infusan,’’ katanya, kemarin.
Dari informasi yang diperoleh di lapangan, di Desa Mekarwangi RW 02 ada beberapa RT yang terdapat penderita DBD, seperti di RT 01, 02, 03 dan 06.
Menurut Ketua RT 01/02 Desa Mekarwangi Encep, penyebaran penyakit DBD berlangsung cepat. Sebelumnya, penderita DBD terlebih dulu ada di RT 02 kemudian menyebar ke RT yang lainnya. ’’Di RT saya ada 12 orang yang sudah dirawat di Puskesmas Danauindah. Tapi sebagian sudah dipulangkan,’’ ujar Encep.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, sejak awal hingga pertengahan Januari sudah ada 45 warga dari tujuh desa yang dilaporkan terjangkit DBD. Dari jumlah itu, seluruhnya masih menjalani perawatan.
Puluhan warga yang terjangkit DBD itu berada di antaranya berada di Desa Sirnajaya, Cibarusah Kota, Karangmulya, Danauindah, Kelurahan Wanasari, dan Sukajaya.
’’Yang terbanyak memang ada di Danauindah, Cikarang Barat dan hasil laboratorium memang mendukung,’’ ucap Kepala Dinkes Kabupaten Bekasi Muharmansyah Boestari.
Dikatakan dokter yang biasa disapa Ari ini, ada beberapa penyebab DBD seperti peralihan musim dan lingkungan yang tidak sehat. Seharusnya, kata dia, warga menjaga kebersihan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
’’Seperti kasus DBD di Danauindah memang banyak limbah bekas di sana dan yang terjadi mereka yang berdekatan dengan barang limbah, seperti botol bekas dan tempat lainnya yang bisa menjadi sarang nyamuk,’’ jelasnya.
Dinkes berupaya untuk melakukan pencegahan dengan membentuk kader Relawan Pemantau Jentik (Remantik) yang sudah dilatih puskesmas. Jumlahnya, saat ini sudah ada 195 relawan.