bandungekspres.co.id– Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu daya saing industri kecil dan menengah (IKM) dalam era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Salah satunya membangun pola kemitraan yang saling menguntungkan antara perusahaan yang mapan dan IKM.
”Kami kembangkan pola inti plasma sehingga IKM dapat memperluas akses pemasaran dan peningkatan kualitas, sedangkan pelaku industri mendapat pasokan bahan baku yang lebih terjamin,” ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam keterangan tertulis kemarin.
Dia mengungkapkan hal itu saat mengunjungi industri kerajinan kerang di Astapada, Kabupaten Cirebon. Salah satu pola inti plasma, kata Saleh, akan diterapkan dalam industri kerajinan kerang. ”Dengan pola seperti itu, kesejahteraan perajin dan pelaku industri akan membaik,” tuturnya.
Di Indonesia sebagai negara maritim, potensi pemanfaatan kerang masih luas. ”Konkretnya, perajin memasok kerajinan setengah jadi kepada perusahaan kerajinan kerang yang sudah mapan. Jadi, ini bisa memeratakan industri,” jelasnya.
Pelaku industri, imbuh Saleh, juga berperan sebagai pelatih agar perajin bisa memproduksi sesuai dengan pesanan dan mengenalkan standar kualitas dunia.
Menurut Saleh, industri kerajinan Indonesia memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan negara tetangga. ”Kompetitor kerajinan kita adalah Filipina dan Vietnam. Namun, jenis produk mereka terbatas. Potensi kita lebih tinggi, tapi harus diperkuat dengan desain, inovasi, dan strategi,” tegasnya.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah menuturkan, pihaknya memacu pengembangan kerajinan lewat pelatihan di sentra-sentra produksi yang sudah terkenal. ”Secara umum, Indonesia punya kekayaan alam yang mesti dimaksimalkan,” katanya. (wir/c5/tia/rie)