bandungekspres.co.id– Setelah sekian lama sempat menggantung pemerintah pusat akhirnya akan segera mengambil alih proyek pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Kepastian ini diungkapkan Gubernur Jawa Barat setalah mendapatkan kepastian saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Bandara yang terletak di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Melihat kondisi ini Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku senang dengan keterlibatan pemerintah pusat dalam proyek BIJB tersebut. Sehingga, pihaknya akan fokus pada penataan BUMD PT BIJB yang akan membangun pada kawasan Aeropolis.
Heryawan menuturkan, pemerintah pusat menyatakan mengambil alih pekerjaan sisi udara (runway) yang tinggal 20 persen dengan total kebutuhan Rp1 triliun. Sementara sisi darat yang baru mulai dikerjakan memerlukan biaya Rp2,1 triliun dengan anggaran bersumber dari APBN.
”Ini membuat proses keseluruhan pembangunan ke depan fokus dan simultan. Pekerjaan besar sisi udara dan darat ditangani pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan sedangkan PT BIJB dengan kapasitasnya akan membangun area bisnis Aeropolis sehingga harapannya akan banyak Investor yang tertarik pada Aeropolis ini,” kata dia.
Heryawan menyebutkan, sejak perencanaan hingga sekarang, pembangunannya mencapai Rp1,3 triliun.
Dia merinci, dari angka itu Rp 800 miliar, diposkan untuk pembebasan lahan yang kini sudah mencapai 1.000 hektar dari kebutuhan 1.800 hektar. Sementara sisanya untuk penyertaan modal PT BIJB.
Disinggung mengenai konsep pembangunan dirinya meminta pemerintah pusat agar tidak merubah konsep desain yang sudah di buat.
Selain itu, dirinya menginginkan agar memprioritaskan Majalengka dan Jawa Barat sebagai daerah pertama yang menikmati dampak positif ekonomi bandara, sekaligus dilibatkan dalam operasional bandara kedepannya.
”PT BIJB sendiri akan kami arahkan untuk berkongsi dengan BUMD milik Pemkab Majalengka dan investor strategis agar fokus mengelola pembangunan kawasan bisnis Aeropolis,” ucap Heryawan.
Sedangkan untuk kerjasama pihaknya akan mengawal dalam bentuk regulasi sehingga pembangunan semua sektor di BIJB bisa bersamaan.
Untuk kebutuhan Investor strategis ia mengharakan harus dari pengusaha nasional meski tidak menutup kemungkinan investor asing juga bisa terlibat.
”Untuk Investor baik nasional maupun asing sudah banyak yang tertarik, namun harus memiliki persyaratan utama yaitu memiliki kesiapan modal dan teknologi dalam pembangunan Aeropolis,” kata dia.