”Ada yang gendang telinganya kena, ada juga yang masih diambil serpihan kaca. Untuk tiga korban operasi, memang luka cukup dalam. Ada (material) masuk ke kepala, dada dan perut,” tutur Menkes Nila usai melakukan kunjungan.
Ditambahkan oleh Puan, dari enam pasien tersebut, satu diantaranya sedang menunggu giliran operasi. Korban cidera akibat terkena serpihan paku dari bom yang diledakkan. Sayang, dia belum dapat menyebutkan identitas lengkap korban.
Puan mengatakan, meski mengalami kondisi luka berat seluruhnya bisa teratasi. Pertolongan medis sudah dilakukan sehingga cidera yang diderita bisa diobati dengan baik. Dia menambahkan, seluruh biaya perawatan korban akan ditanggung oleh pemerintah.
”Untuk korban luka ringan, Alhamdulillah, ketika kami tanyakan bagaimana, mereka merasa bahwa sudah diatasi diobati dirawat dengan baik,” tutur Politisi asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Dalam kesempatan itu, Puan turut mengimbau masyarakat agar tidak takut dan lemah menghadapi ancaman. Meski begitu, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. ”Jangan dengarkan isu atau gosip yang tidak jelas. Kita mengatasi hal ini sebagai satu bangsa satu rakyat indonesia,” ungkapnya.
Keluarga Korban
Raut muka cemas dan kecewa terlihat di wajah Kurniawan, 24. Sepupu dari korban Agus Kurnia asal Sumedang itu dilarang masuk ruang UGD oleh petugas. Padahal, dia begitu cemas akan kondisi saudaranya. ”Alasannya karena cuma sepupu. Bukan keluarga dekat,” ungkap Kurniawan saat ditemui di depan UGD RSPAD, kemarin sore.
Alasan itu sangat disesal olehnya. Sebab, Kurniawan merupakan saudara tunggal Agus di Jakarta. Sementara, keluarga kandung korban berada di Sumedang, Jawa Barat. ”Saya belum mengabarkan pada keluarga dia memang. Karena ibunya juga sudah tua,” ujarnya.
Agus dan Kurniawan sendiri merantau ke Jakarta untuk mencari rejeki. Keduanya bekerja di resto Bangi Kopitiam di daerah Sabang. Daerah ini berada di belakang gedung Djakarta Theater. Kurniawan menuturkan, Agus tak sengaja terkena serpihan bom ketika dalam perjalanan kerja dari kos-kosan mereka di Kebon Kacang, Tanah Abang. ”Dia masuk siang. Tapi tadi sampai jam 12.00 kok belum sampai,” jelasnya.