Bertahan di Tengah Gempuran Mainan Berteknologi

Kegigihan Ira Shinta Memuat Beragam Mainan Edukasi Anak Play Group dan TK

Perkembangan teknologi yang sangat pesat menggiring pola hidup menuju zaman modern. Tentu hal ini juga berimbas pada perkembangan pendidikan anak-anak.

Nita Nurdiani Putri, Dago

Mainan Edukasi Anak Play Group dan TK
FAJRI ACHMAD NF / BANDUNG EKSPRES

MAINAN EDUKATIF : Pekerja melakukan proses penyelesaian membuat mainan edukatif untuk anak
seperti puzzle dan sepeda kayu studio Eco Craft di Jalan Dago Hegar, Kota Bandung, Rabu (13/1).

Di tengah sengitnya kepungan permaianan anak-anak berteknologi tinggi, Ira Shintia masih tetap konsisten mengembangkan mainan edukasi untuk anak-anak. Permainan tersebut dicetuskan bersama dengan pusat pendidikan yang dibuatnya dua tahun yang lalu. Permainan itu dirasa sangat menunjang guna peningkatan kognitif dan afektif pada anak-anak. Melihat perkembangan yang ada, permainan untuk penunjang anak-anak belajar sudah sangat minim.

”Sebelum kami membuat mainan, kami melakukan riset terlebih dahulu,” kata Ira kepada Bandung Ekspres di rumahnya, Jalan Dago Hegar no 10, kemarin (13/1).

Selama dua tahun terakhir, dia sudah mengembangkan enam jenis permainan. Keenam permainan tersebut digunakan untuk anak 4-8 tahun. Serta lebih terfokus kepada anak usia TK. Mainan yang diproduksi seperti fuzzle hewan, balok kayu, gerabah yang diwarnai, sepeda kayu, dan tempat pensil. Rata-rata mainan dibuat agar bisa bertahan lama. Bukan hanya saat kanak-kanak saja.

Untuk wilayah Kota Bandung, banyak dipesan oleh sekolah play grup dan TK. Serta hampir seluruh sekolah TK memasan mainan edukasi tersebut. Mainan juga dipesan bukan hanya di Kota Bandung. Melainkan di seluruh Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi dan lain sebagainya.

”Rata-rata mainan dijual mulai dari Rp 30 ribu – Rp 60 ribu. Akan tetapi harga itu tergantung model mainan. Jika semakin besar maka harganya pun disesuaikan,” jelasnya.

Selain dibantu oleh tiga pegawainya, dia juga bekerjasama dengan beberapa perajin di sekitar Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk membuat mainan tersebut. Selama enam bulan ke depan, dia akan mengembangkan permainan itu. Sebanyak tiga buah mainan akan dikeluarkan. ”Kami masih menyiapkan beberapa hal agar mainan tersebut bisa keluar tahun ini,” katanya.

Tinggalkan Balasan