[tie_list type=”minus”]Sandiaga Uno tentang Peluang di Tengah Turbulensi[/tie_list]
Gabungan antara stabilitas politik dan deregulasi yang mengurangi hambatan dunia usaha bakal memaksimalkan peluang perbaikan perekonomian. Kepercayaan diri pebisnis akan pulih jika dua hal itu terwujud.
—
BAYANG – BAYANG perlambatan ekonomi yang tecermin dari rendahnya daya beli masyarakat masih akan menjadi tantangan para pengusaha tahun ini. Selain itu, turbulensi perekonomian yang ditandai dengan tren pelemahan nilai tukar terhadap USD dan perlambatan ekonomi di Tiongkok akan menjadi titik kekhawatiran.
Namun, menurut Sandiaga Salahudin Uno, sejumlah tantangan tersebut harus menjadi peluang bagi pemerintah untuk mencari ruang kesempatan menumbuhkan perekonomian. ”Sebagai seorang entrepreneur, tahun 2016 merupakan tantangan dan kesempatan bagi Indonesia untuk memperbaiki perekonomian,” ujar pendiri Saratoga Investama Sedaya, perusahaan investasi yang merambah berbagai bidang, mulai consumer, infrastruktur, hingga komoditas sumber daya alam.
Pengusaha 46 tahun tersebut menuturkan, pelaksanaan pilkada serentak yang terbilang sukses pada Desember 2015 bisa menjadi modal bagi pemerintah untuk memperkuat kelembagaan politik di tanah air. Dia pun berharap stabilitas politik Indonesia bisa membaik. Sebab, hal tersebut menjadi faktor penting dalam menciptakan euforia kepercayaan untuk menggerakkan aliran modal.
”Dengan adanya kepercayaan dari para investor terhadap Indonesia, rupiah dan pasar modal bisa mengalami pemulihan,” katanya.
Putra pengusaha Mien Uno itu pun optimistis pemulihan perekonomian di negara-negara kawasan Eropa dan Amerika Serikat plus pertumbuhan di negara-negara emerging market akan memberikan keuntungan bagi perekonomian nasional. Dia pun menilai target pemerintah soal pertumbuhan ekonomi 5,3 persen tahun ini cukup rasional. Apalagi, sejumlah paket kebijakan ekonomi telah dikeluarkan pemerintah.
Dia juga optimistis paket deregulasi kebijakan ekonomi bakal mampu membawa perbaikan bagi iklim investasi. Deregulasi tersebut membantu menghalau hambatan aktivitas usaha. ”Dengan adanya deregulasi tersebut, diperkirakan dapat meningkatkan investasi 8,6 persen hingga 9 persen yang didorong dengan meningkatnya permintaan domestik dan aktivitas ekspor,” papar Sandiaga.