Kiat SMP Negeri 4 Tanjungpinang Menjadi Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional
Menjadi sekolah Adiwiyata di tingkat Nasional tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun SMP Negeri 4 berhasil meraihnya dengan menerapkan banyak sekali aktivitas. Dan satu diantaranya adalah Pubertas.
FARADILLA V, Tanjungpinang.
TIDAK banyak sekolah di Tanjungpinang punya penghargaan prestisius ini. Menjadi sangat layak dibanggakan karena penghargaan ini diakui di tingkat nasional. Sehingga seluruh sekolah se-Indonesia bersaing dan terus meningkatkan kualitasnya agar bisa tercatat sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional.
Pun SMP Negeri 4 Tanjungpinang. Sekolah yang beralamat di Jalan Basuki Rahmat ini juga saban tahun terus berbenah. Apa-apa yang sudah dilakukan terus diperbaiki. Sehingga usaha panjang yang ditekuni dan diupayakan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu itu membuahkan hasil dan dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional.
”Sebelumnya kami gagal. Tapi kegagalan itu yang justru membuka kesempatan sampai kami bisa seperti ini,” tutur Kepala SMPN 4 Tanjungpinang, Yulismar memulai percakapan siang kemarin (10/1).
Sejak kegagalannya di 2014 lalu, akhirnya SMP Negeri 4 semakin menggiatkan siswanya menjadi pemerhati lingkungan. Upayanya itu mereka mulai dari menanam pohon. Sekolah yang memiliki halaman yang luas ini, memulai dengan menanam seluruh pohon dan tanaman. Baik yang termasuk tanaman obat keluarga, maupun tanaman hiasan. Seluruh tanaman tersebut tersebar di tiap sudut ruang sekolah.
Hanya menjadi sekolah hijau dengan ribuan tanaman, nyatanya tidak cukup membuat SMPN 4 menjadi sekolah Adiwiyata di tingkat nasional. Yulismar yang akrab disapa Yulis, menuturkan ia akhirnya harus mempersiapkan program-program bersama beberapa tenaga pengajar lainnya dan staf.
Sehingga tercetuslah tiga program yang sebutannya cukup unik. ”Ada Sasisabot, Sasisata, Sasisacir,” sebut Yulis sebelum memulai penjelasannya.
Sasisabot yang merupakan kepanjangan dari Satu Siswa Satu Botol air ini merupakan program, yang menggerakkan siswanya untuk membawa air. Pada beberapa waktu lalu, SMP Negeri 4 ini sempat kekurangan air untuk menyirami ribuan tanaman di sekolahnya. Sehingga tim mengajak para siswanya untuk ikut peduli pada tanaman mereka dengan membawa satu botol air sehingga menghindari tanaman kering dan mati.