bandungekspres.co.id- Kurikulum yang berlaku di Kota Bandung masih Kurikulum 2006. Namun, ada beberapa sekolah yang menjadi rujukan contoh Kurikulum 2013 (Kurtilas). Nantinya, kurikulum tersebut akan menjadi kurikulum nasional.
Adapun jumlah sekolah rujuakan variatif. Pada tingkat SD terdapat 14 sekolah, SMP enam sekolah dan SMA hampir seluruh sekolah menerapkan Kurikulum 2013.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana, ada agenda kementrian bahwa sekolah yang menjalankan Kurikulum 2013 harus bertambah setiap tahunnya. “Akan tetapi kurikulum tersebut belum terdefinisikan,” katanya kepada Bandung Ekspres di kantornya, kemarin (8/1).
Meski begitu, Elih belum bisa memastikan, apakah pertambahan sekolah tersebut sebagai piloting atau sudah ada kurikulum baru yang bertahap. Dia menjelaskan, penerapan Kurtilas oleh pemerintah akan dilaksanakan pada tahun 2019. Namun, penerapan Kurtilas akan dipercepat di Kota Bandung. Sementara, untuk guru yang menganggap ribet penilaian yang menggunakan Kurtilas 2013, dia anggap hanya guru yang malas.
“Konsep penilaian yang sesungguhnya itu tidak boleh tiba-tiba ada angka,” ucapnya.
Menurutnya, adanya angka dalam penilaian harus dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga perlu ada pengurangan dari beberapa aspek. Pada Kurtilas, hal tersebut perlu diuraikan. Minimal guru harus memiliki catatan khusus siswa. “Capek sedikit nggak apa-apa guru mah atuh da guru udah digaji. Jangan sampai guru hilang prinsip,” tuturnya.
Dia menegaskan, seorang guru perlu harus menyesuaikan dengan kurikulum tersebut. Inti dari kurikulum adalah konten pembelajaran yang menggambarkan bahan ajar yang ditentukan untuk mencapai kompetensi. Agar guru dapat melaksanakan kurikulum 2013 secara maksimal, pihaknya telah melaksanakan pelatihan kepada para guru. Saat ini, para guru akan mendapatkan rapor dari hasil pelatihan. Sehingga, para guru dapat melaksanakan evaluasi dari pelatihannya selama ini.
Menurut Elih, para guru tidak boleh memiliki alasan tidak logis untuk pelaksanaan Kurtilas. “Ulah aya alesan kedul pokokna mah (jangan ada alasan malas pokoknya). Kalau sudah ya belajar!” tegasnya. (nit/tam)