PABBSI Cirebon Gagal di Cimahi

[tie_list type=”minus”]Dana Pembinaan Harus Ditingkatkan[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Kegagalan meraih medali emas dalam kejuaraan binaraga yang digelar PABBSI Jawa Barat, pekan lalu membuat Hadi Erawan geregetan. Dia hanya finis di peringkat tiga dan harus puas dengan raihan medali perunggu. Padahal, seandainya persiapan lebih matang, dia yakin mampu tampil lebih maksimal untuk menjadi yang terbaik sekaligus menembus tim Pelatda PON Jawa Barat.

Bagi Hadi, kejuaraan yang dihelat di GOR Sangkuriang, Kota Cimahi itu merupakan kesempatan kedua setelah gagal di Porda Jabar XII/2014 Kabupaten Bekasi. Dia gagal di babak final Porda setelah mengonsumsi suplemen berlebihan sebelum pertandingan.

Hasilnya, dia hanya mampu bertengger di peringkat ke empat. Padahal, pada babak kualifikasi Porda setahun sebelumnya, Hadi meraih medali perak. ”Di Porda saya gagal karena kesalahan sendiri. Saat Pabbsi Jabar kembali menggelar pertandingan saya merasa senang karena ada kesempatan kedua,” katanya, kemarin.

”Sayang, informasi mengenai pertandingan di Cimahi ini sangat terlambat saya ketahui. PABBSI Kota Cirebon baru memberitahu saya beberapa hari sebelum pelaksanaan. Saya jadi tidak bisa mempersiapkan diri dengan baik. Padahal, butuh waktu lama untuk menjalani program latihan,” keluhnya.

Binaragawan terbaik Kota Cirebon itu pun menyoroti minimnya dana pembinaan. Hadi sering merasa kesusahan untuk memenuhi kebutuhan makan dan suplemen yang cukup besar. ”Binaraga itu cabang olahraga yang tidak murah. Jika kita ingin berprestasi tentu modalnya harus sesuai. Beda dana beda juga hasilnya,” cetusnya.

Untuk mendapatkan masa otot yang dinginkan, Hadi harus menjalani program diet ketat. Mengkonsumsi karbohidrat seminimal mungkin. Mengutamakan makanan-makanan dengan kandungan protein tinggi. Di samping itu, masih juga harus mengkonsumsi suplemen untuk membentuk otot-ototnya. Tidak cukup sampai di situ, program latihan pun hampir setiap hari dijalani.

Untuk kebutuhan protein, Hadi mengkonsumsi dada ayam setiap hari. Untuk pengganti nasi, dia pilih umbi-umbian. Tiga jenis suplemen untuk meningkatkan masa ototnya pun tidak pernah ketinggalan.

”Untuk pengadaan suplemen ini saya sering kewalahan. Karena harganya tidak murah. Setiap suplemen harganya antara Rp600-Rp850 ribu. Sedangkan saya butuh tiga jenis yang dikonsumsi setiap hari. Kebutuhan itu meningkat saat menghadapi kejuaraan. Karena nutrisi yang dibutuhkan tubuh pun meningkat,” bebernya.

Tinggalkan Balasan