bandungekspres.co.id– Kasus kekerasan terhadap anak di Jawa Barat angkanya masih tinggi. Tercatat selama tahun 2015 ada 240 kasus kekerasan terhadap anak terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Barat. Para anak-anak yang menjadi korban tentu memprihatinkan semua pihak terutama kepada orangtua yang harus tetap mengawasi dan memperhatikan kondisi anak. Hal tersebut diungkapkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Jawa Barat, Netty Heryawan kepada wartawan disela rangkaian peringatan Hari Ibu di Lembang kemarin (20/12).
Menurutnya, kasus tersebut sebagian besar merupakan kekerasan seksual dan beberapa di antaranya telah masuk ranah hukum. Ia menuturkan, kasus kekerasan seksual setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. Sejumlah kasus tersebut didominasi kekerasan seksual terhadap anak. ”Kekerasan seksual menjadi kasus yang terus bermunculan. Anak-anak ini menjadi korban dan harus menjadi perhatian bersama. Selain pemerintah, perhatian orangtua dan lingkungan sekitar harus menjadi dominan. Berbeda dengan trafficking yang cenderung menurun sejak 2012, kekerasan anak terutama seksual justru meningkat,” ujarnya.
Netty menyebutkan, sejumlah kasus tersebut terjadi hampir di semua daerah di Jawa Barat. Daerah perkotaan merupakan wilayah yang rawan terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap anak. Hingga November 2015, P2TP2A Jabar telah menerima laporan sedikitnya 240 kasus kekerasan terhadap anak. Kasus itu di antaranya pencabulan, pemerkosaan, dan kejahatan seksual lainnya. ”Yang mencengangkan, banyak diantara pelaku kasus ini adalah kerabat korban sendiri, seperti ayah tiri bahkan orang tua sendiri. Jadi memang yang harus diwaspadai bukan hanya orang asing, tetapi juga kerabat sendiri,” tuturnya.
Penyebab tingginya kasus kekerasan terhadap anak, menurut Netty, yaitu minimnya keharmonisan dalam keluarga serta pengalihan pengasuhan anak. Tak dimungkiri, kata dia, orang tua mengalihkan pengasuhan anak kepada orang lain. ”Akibatnya, anak tumbuh dengan internet, televisi, dan jauh dari pengawasan orang tua. Hal inilah yang membuat anak kurang kasih sayang dan kehangatan keluarga,” ujarnya.
Untuk meminimalisasi kasus tersebut, lanjut Netty, P2TP2A Jabar melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan menggelar roadshow ke berbagai daerah di Jawa Barat dengan menggandeng berbagai pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan, Komisi Penanggulangan Aids, dan tentunya para orangtua. Tujuannya, menanamkan nilai-nilai budi pekerti terhadap anak serta memberikan pola pengasuhan yang benar.