Buku Sering Basah, Ada yang Pernah Hanyut

Tentu saja hal ini membuat warga setempat kesal hingga beberapa waktu lalu sempat dilakukan aksi mogok. Anak-anak mereka tidak diperkenankan ke sekolah selama 15 hari. ’’Sebagai aksi protes atas janji-janji pemerintah yang tidak kunjung trealisir, jadi kami sudah bosan menyekolahkan anak-anak kami hingga sering terjadi kecelakaan dan merenggut anak-anak kami,’’ jelasnya.

Warga itu bersekapakat untuk memberhentikan anak-anak mereka dari sekolah mereka, lantaran tidak adanya perhatian dari pemerintah. Warga khawatir anak-anak mereka akan menjadi korban.

Sepengetahuannya sudah ada tiga anak-anak mereka yang telah menjadi korban lantaran hanyut, perahu terbalik akibat badai. ’’Bayangkan, telah beberapa anak kami menjadi korban, akan tetapi sama sekali tidak ada perhatian dari pemerintah ataupun lembaga pendidikan bahkan dari sekolahnya,’’ ungkapnya.

Anak-anak ini juga sering mengeluhkan buku-buku mereka rusak dengan cepat karena sering terendam air laut. Bagi warga yang sebagian besar hidup dibawah garis kemiskinan, membelikan anak-anaknya buku dirasakan berat karena tidak memiliki uang. ’’Ini kebetulan airnya surut dan juga cuaca bersahabat, anak-anak bisa jalan di air tanpa membuka celana atau baju. Bayangkan jika air pasang dan terjadi badai, pasti akan basah kuyup dan sepatu, tas serta buku-buku anak-anak akan menjadi rusak akibat terendam air laut,’’ jelasnya lebih lanjut.

Beberapa waktu lalu, Ketua DPRD Lotim H Khairul Rizal telah berkunjung ke Gili Re. Warga menyampaikan aspirasi untuk dapat diperjuangkan dalam pengadaan jembatan yang menghubungkan Gili Re dengan Gili Beleq, tempat sekolah anak-anak mereka. Minimal dapat diupayakan pengadaan perahu. ’’Namun demikian, sebenarnya kami lebih memilih pembangunan jembatan, baik dengan menggunakan kayu, busa atau bila memungkinkan yang permanen, sehingga anak-anak akan aman saat pergi dan palang sekolah,’’ harapnya.

Halidi guru SDN Satap 5 Pemongkong, mengatakan jika pihaknya juga berharap adanya fasilitas yang disiapkan bagi anak didiknya sehingga tidak terkendala saat pergi bersekolah. Dia mengusulkan agar dibangun jembatan yang menghubungkan kedua pulau ini. ’’Kalau perahu, saya rasa akan menjadi kendala nantinya, sebab akan susah dalam pengelolaan oleh pihak yang diberikan amanah. Sehingga lebih baik dibangunkan jembatan saja,’’ katanya.

Tinggalkan Balasan