bandungekspres.co.id– Kantor Arsip Perpustakaan dan Pengelolaan Data Elektronik (KAPPDE) kota Cimahi mengadakan Dialog Arsip Sejarah Kota Cimahi di Pendopo DPRD Cimahi, pekan kemarin (12/6). Sejumlah narasumber seperti, Ani Ismarini dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat serta Machmud Mubarok seorang jurnalis dan Komunitas Tjimahi Heritage turut hadir dalam acara ini.
Kepala kantor KAPPDE Hardjono mengungkapkan, tujuan diadakannya dialog tersebut salah satunya diharapkan mampu memberikan pengetahuan sejarah Cimahi kepada masyarakat. Pasalnya, Kota Cimahi sendiri memiliki histori yang cukup panjang dalam perjalanan bangsa ini. ”KAPPDE menggandeng Komunitas Herritage Cimahi dalam Dialog ini, ternyata banyak sekali sejarah kota Cimahi yang harus diperdalam dan diperhatikan pengarsipannya,” ujarnya.
Hardjono juga mengungkapkan, KAPPDE melaksanakan kegiatan ini untuk menjalankan fungsi dan perannya sebagai lembaga yang bertugas mengarsipkan peristiwa-peristiwa yang salah satunya berkaitan dengan sejarah. ”Fungsi KAPPDE Kota Cimahi itu memang untuk melindungi arsip sejarah yang ada di Kota Cimahi,” lanjutnya.
Sementara itu, Ani Ismarini mengungkapkan bahwa program pengarsipan sejarah Kota sudah dilakukan cukup lama. Bahkan, Cimahi sudah berjalan menuju tahap 3. ”Program pengarsipan sejarah Kota yang dicanangkan oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi Jawa Barat sudah baik. Banyak Kota di Jwa Barat sudah mulai melaksanakannya. Diantaranya, Garut, Cianjur, Depok, dan Bekasi,” katanya.
Namun Ani juga menyebutkan salah satu kendala teknis dalam penyusunan arsip Kota, yakni kendala bahasa. ”Kalau sejarahnya jaman sebelum kemerdekaan ada beberapa yang menggunakan bahasa Belanda atau Jepang, tetapi hal itu bisa dipelajari atau bisa juga menggunakan penerjemah. Jangan ada pikiran takut dengan kendala bahasa,” harapnya.
Terkait dengan bidang Kepariwisataan, Ani menjelaskan rencana induk pariwisata Jawa Barat, khusunya di Kota Cimahi lebih kepada pencapaian kota kreatif seperti animasi atau musik bambu. ”Memang ada rencana ke cagar budaya, yaitu kepada bangunan-bangunan bersejarah tetapi itu tidak masuk ke rencana primer tetapi ke rencana sekunder,” ungkapnya lagi.
Sedangkan Machmud Mubarok dari Komunitas Heritage Cimahi mengatakan, banyak bangunan-bangunan bersejarah di kota Cimahi yang hingga saat ini tidak jelas datanya. Berapa milik militer dan berapa milik rakyat.