[tie_list type=”minus”]Meski Banjir Sepinggang, Warga Cieunteung Tetap Nyoblos[/tie_list]
Meski dilanda bencana banjir ratusan warga masyarakat Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, tetap bersemangat mengeluarkan suaranya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015. Dengan menggunakan perahu dan berjalan kaki, sekitar 842 warga di kampung tersebut terus berdatangan menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah disediakan KPU setempat.
Yully S. Hidayat – Igun Ruchiyat, Soreang
BEBERAPA hari terakhir, Bandung Raya memang dilanda rutinitas hujan. Warga pun mulai was-was, sebab banjir tahunan bisa sewaktu-waktu datang.
Hal sama yang terjadi kemarin. Curah hujan yang tak kunjung henti membuat kawasan Cieunteung kembali terendam dengan ketinggian bervariasi. Penyebabnya aliran Sungai Citarum meluap.
Luapan banjir pun tak kenal momen. Sejumlah TPS di wilayah tersebut dikepung air. Ketinggian air di Kampung Cieunteung tak kunjung surut bahkan ketinggian air berkisar antara 60 hingga 80 sentimeter di wilayah tersebut.
Salah satu warga, Ahmad Husen, 35, mengatakan, sejak hari Selasa luapan air sudah mengenangi daerahnya. Lebih dari 50 rumah lebih terendam akibat luapan sungai Citarum. Walau begitu, pria yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta itu tak ingin melewatkan momentum pesta demokrasi lima tahunan itu.
”Ini kan hajat kita semua untuk menentukan pilihan pemimpin daerah termasuk di Kabupaten Bandung. Makanya saya ingin mengeluarkan suara apalagi itu kan hak sebagai warga negara yang baik,” katanya.
Ahmad yang mendatangi TPS 61 dengan menggunakan perahu mengaku sangat berharap, adanya bencana banjir di Pilkada ini, dapat menjadi referensi agar para kandidat bisa benar-benar peduli sekaligus memperhatikan bila daerahnya masih belum terbebas dari terjangan bencana.
”Mudah-mudahan suara saya dan warga di sini bisa mengubah masa depan Kampung Cieunteung. Bupati terpilih juga bisa secepatnya mengatasi permasalahan Sungai Citarum yang semakin hari semakin buruk,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan warga lain Salma, 34. Salah seorang ibu rumah tangga itu sudah bosan dan jenuh rumahnya terendam bencana banjir yang datang tiap tahun. Namun bukan berarti menyurutkan semangat mengeluarkan haknya. Bersama sanak saudara dirinya datang dengan berjalan kaki melalui air banjir untuk mendatangi TPS 61.