Air Laut Jadi Air Siap Minum

[tie_list type=”minus”]Proses Pembangunan Sistem SWRO Dimulai[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Keluhan warga Belakangpadang yang kekurangan air bersih, terutama saat musim kemarau, sepertinya akan segera berakhir. Pasalnya, di pulau yang berpenduduk sekitar 10 ribu Kepala Keluarga (KK) itu, akan segera beroperasi sistem pengolahan air dengan teknologi modern, sea water reverse osmosis (SWRO) atau penyulingan air laut menjadi air tawar. Air yang sudah disuling itulah yang akan diolah sebagai air baku, untuk dijadikan air bersih kualitas siap minum, bukan sekedar air bersih biasa.

’’Air yang keluar dari pipa bisa langsung kita minum, seperti air mineral kemasan, karena hasil dari proses pengolahan itu nantinya telah menyaring virus dan bakteri, memenuhi standar kesehatan karena diujicobakan juga di laboratorium,” kata Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochammad Natsir, usai menyaksikan peletakan batu pertama pembangunan SWRO di Belakangpadang oleh Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, kemarin.

Dibangun dengan biaya sekitar Rp 13,5 miliar, SWRO di Belakangpadang itu digadang bakal jadi solusi bagi warga yang belum mendapatkan sambungan pipa air bersih dari instalasi pengolahan air (IPA) baja dengan kapasitas 20 liter per detik dan IPA beton kapasitas 10 L/detik, yang jadi penopang kebutuhan air bersih warga selain air dari sumur masing-masing. Sayangnya, kapasitas produksi IPA itu bergantung pada ketersediaan air baku dari waduk penampungan air hujan (embung), yang sewaktu-waktu dapat mengering, terutama saat musim kemarau melanda. Sambungan dari IPA itu juga masih terbatas, melayani 1210 unit sambungan rumah (SR) saja.

Sedangkan Sistem Penyediaan Air Minum dengan teknologi SWRO ini, kata Natsir, diproyeksikan dapat menjangkau sekitar 1500 SR dengan tingkat konsumsi air berkisar 30 liter per hari per orang. ’’Masyarakat tetap perlu berhemat, karena air ini tidak bisa memenuhi semua kebutuhan air bersih setiap orang, lebih ditekankan untuk minum dan memasak makanan,” kata dia.

Sesuai jadwal, pembangunan instalasi SWRO baru akan dimulai pada awal bulan Januari 2016, dan diperkirakan selesai paling lambat akhir 2016. ’’Untuk operasionalnya, nanti akan dibentuk unit pelaksana teknis daerah (UPTD),” singkat dia.

Tinggalkan Balasan