Wagub Giatkan Kampanye Cegah HIV/AIDS

bandungekspres.co.id– Untuk menekan penyebaran penyakit (Human Immunodeficiency – Immune Virus), dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) HIV/AIDS Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan menggelar sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas diarea Car Free Day (CFD) Dago, kemarin.

Deddy Mizwar Wakil Gubernur Jabar
Deddy Mizwar
Wakil Gubernur Jabar

Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan, melaui program ’Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)’ ini diharapkan sosialisasi dan edukasi tersebut bisa dipahami masyarakat.

”HIV/AIDS ini harus diketahui oleh banyak orang. Apa itu HIV/AIDS ? bagaimana orang menderita HIV/AIDS ? sehingga kita bisa terhindar dari HIV/AIDS itu sendiri,” jelas Deddy ketika ditemui disela sela acara di Jalan Ir. Djuanda (Dago), kemarin (6/12).

Dia memaparkan, saat ini Jawa Barat menduduki peringkat ke 3 di Indonesia dengan jumlah penderita mencapai 6165 orang. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), kasus HIV dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), di Indonesia sering terjadi pada penduduk usia produktif bahkan remaja.

”Saat ini terdapat sekitar 60 juta penduduk muda usia 15 – 24 tahun yang rentan pada kasus tersebut,” kata dia yang didampingi istri Giselawati Mizwar dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Lucyati.

Menurutnya, HIV sendiri adalah Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga kemampuan tubuh untuk melawan berbagai penyakit akan berkurang.

Sementara AIDS merupakan suatu kumpulan gejala penyakit akibat berkurangnya kekebalan tubuh yang disebabkan HIV. Virus yang membuat seorang dapat mati perlahan ini menular dengan media cairan tubuh, yang ditularkan melalui darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI).

Maka, khawatir akan penyebaran HIV/AIDS yang beresiko sangat tinggi ini, untuk itu pemprov Jabar mencoba menyegarkan kembali pengetahuan masyarakat mengenai virus HIV dan AIDS.

Pada acara tersebut selain sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat disampilkan juga pertunjukan seni dan budaya, jadi pemikat perhatian masyarakat untuk berkumpul.

Sehingga setelah masyarakat berkumpul, berbagai informasi serta pengetahuan tentang HIV/AIDS pun segera disampaikan dengan jelas. (yan/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan