TDL Naik, Pengusaha Kebingungan

Warga Bandung Usul Bangun Pembangkit Tenaga Surya di RT

bandungekspres.co.id– Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar menilai putusan PT PLN menaikkan tarif listrik merupakan langkah yang ganjil. Sebab, ada hal yang kurang benar pada tubuh PT PLN di balik kenaikan TDL itu.

Untuk diketahui, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memutuskan untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) bagi pelanggan 1.300 Kilo Volt Ampere (KVA) ke atas mulai 1 Desember 2015.

”TDL naik? Ini membingungkan. Soalnya, harga jual sejumlah komoditi untuk kebutuhan energi, seperti batu bara, justru turun. Begitu pula minyak bumi. Harga jualnya (minyak bumi), saat ini, turun hampir 50 persen,” tandas Ketua DPD Apindo Jabar Dedy Widaja kemarin (3/12).

Sebenarnya, lanjut Dedy, kalangan swasta berkemampuan membangun dan mengembangkan pembangkit energi listrik. Lucunya, lanjut dia, tarif listriknya dapat lebih murah daripada tarif yang ditetapkan PT PLN. ”Saya menduga ada hal yang tidak beres pada tubuh PT PLN,” ungkap Dedy.

Menurut dia, kenaikan TDL itu berimbas tidak hanya pada daya beli masyarakat yang kian berat. Akan tetapi, dampak naiknya TDL pun dirasakan para pelaku usaha. Sebab, kenaikan TDL membuat para pelaku usaha dan industri menaikkan harga produk barang dan jasanya dengan alasan biaya operasional meningkat.

Ketua Koperasi Sentra Kaos Suci (Skoci) Bandung Marnawi Munamah menyatakan, kenaikan TDL secara otomatis, diikuti meningkatnya biaya produksi. Hal itu, berujung pada naiknya harga produk.

Bagi dia, naiknya TDL dapat menyebabkan merosotnya pendapatan. Perkiraannya, bisa merosot sekitar 40 persen. ”Siapa yang mau membeli produk kalau harganya mahal? Tentunya, daya saing lokal melemah. Apalagi, 2016, ajang AEC (ASEAN Economic Community) bergulir. Tentunya, persaingan kian ketat,” paparnya.

Kenaikan TDL, sebelas persen yang berlaku 1 Desember. Dari sisi pembayaran belum terasa ada peningkatan. Namun, dampak kebijakan itu pada barang kebutuhan pokok mulai terasa. Harga, beranjak naik, kata Triyana, warga Kecamatan Regol, saat berbincang dengan Bandung Ekspres, kemarin (3/12).

Menurut Yana, untuk warga Kota Bandung, listrik merupakan kebutuhan pokok di rumah tangga. Sehingga, diharapkan ada terobosan dari Pemkot Bandung menghadirkan pembangkit listrik tenaga surya. ’’Sebagai percontohan, cukup di lingkungan RT. Sepertinya, biayanya tidak terlalu tinggi,” tukas Yana.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan