bandungekspres.co.id – Untuk kedua kalinya, Balai Kota Bandung, Jalan Wastu Kencana, didatangi ribuan driver Go-Jek kemarin (1/12). Mereka tergabung dalam Persatuan Driver Go-jek Jawa Barat (PDGJB).
Para sopir Go-Jek itu datang ke balai kota bermaksud menyampaikan desakan kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil segera menutup kantor perwakilan PT Go-Jek Indonesia Bandung di Jalan BKR, Kota Bandung. Sebab, puluhan driver Go-Jek terkena suspend atau penangguhan dan denda. Mulai dari puluhan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah. Bahkan, hingga penyitaan unit kendara milik para driver Go-Jek oleh PT Go-Jek Indonesia tanpa alasan yang pasti.
Hendy, 26, salah seorang driver Go-Jek mengaku mendapatkan SMS dari operator Go-Jek pada Senin 30 November. Isinya mengenai suspend serta denda sebesar Rp 900 ribu. Menurut dia SMS itu tidak hanya ditujukkan kepada dirinya, melainkan belasan ribu driver mendapatkan pesan yang sama.
Baca Juga:PPL Harus Aktif Saat Pelaksanaan Pilkada SerentakPriangan Culinary Dijamin Beda
’’Awalnya cuma 20 orang yang kena suspend. Tapi, pas kemarin Senin menjadi lebih banyak ada sekitar 17 ribu driver yang di-suspend. Padahal, mereka tidak tahu apa-apa,’’’Herdy kepada wartawan.
Akibat suspend itu, dia tidak bisa melayani orderan. Bahkan, sistem yang biasa digunakan untuk melihat orderan pun tidak bisa diakses. Baginya, denda yang diberikan pihak Go-Jek tidak mempunyai alasan yang tepat dan terlalu mengada ada.
’’Saya bisa order fiktif gimana? Jadi driver aja belum ada dua bulan. Akibat di-suspend saya jadi tidak bisa bawa penumpang. Terus denda juga berjalan sampai sekarang, sedangkan itu tidak ada dalam kontrak perjanjian,’’ ungkap Herdy.
Pada kesempatan yang sama diungkapkan oleh Untung Maryono, 48. Dirinya mengaku, mendapat suspend atau denda sebesar Rp 26 juta. Padahal, Untung tidak merasa melakukan pelanggaran. Termasuk menarik penumpang fiktif. Bahkan, dia merasa kesulitan untuk melakukan cancel jika calon penumpang tidak jadi melakukan order.
’’Saya dianggap melakukan orderan fiktif. Padahal, itu orderan yang di-cancel, karena pas saya telepon ke call center Go-Jek itu tidak pernah ada yang angkat. Jadi kalau saya tidak nge-cancel orderan itu, saya tidak bisa narik lagi,’’ ungkap Untung.
