bandungekspres.co.id– Tidak kunjung selesainya pemilihan wakil wali kota (wawali) Cirebon membuat geram banyak pihak. Selain para politisi dan birokrat yang menunggu keputusan akhir, masyarakat merasakan pelayanan yang kurang optimal. Bahkan, pemilihan wawali dianggap hanya kamuflase untuk mengaburkan suatu keadaan sebenarnya. Di mana besar kemungkinan Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis ingin sendiri dalam menata pemerintahan di Kota Cirebon.
Pengamat kebijakan publik Haris Sudiyana mengatakan, wacana ingin adanya wawali hanya kamuflase belaka. Sebab, faktanya sampai saat ini tidak ada kejelasan apapun. Di samping itu, seluruh rangkaian proses seakan terhenti tanpa arah dan sikap yang pasti. ”Saya masih ingat, panlih (Panitia Pemilihan) pernah menyampaikan di media massa bahwa panlih akan berhenti bekerja untuk jangka waktu tidak ditentukan. Ternyata itu sinyal wawali menjadi buntu,” terangnya kepada Radar Cirebon (grup Bandung Ekspres), Minggu (8/11).
Terlebih, Haris Sudiyana banyak mendengar informasi beberapa pihak ingin pemilihan wawali berakhir tanpa hasil dan saling mengunci. Ternyata, setelah mengamati perkembangan dan dinamika dari hari ke hari, apa yang didengar itu mendekati kesimpulan nyata. Dengan demikian, Haris menilai tidak ada itikad baik untuk memperbaiki Kota Cirebon. Termasuk visi Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) di tahun 2018, akan sulit tercapai. ”Politisi telah mempolitisasi kondisi menjadi seperti ini. Bagaimana pertanggungjawaban para elit politik terhadap masyarakat Kota Cirebon?” tanyanya dengan nada tinggi.
Termasuk persoalan yang akan muncul di kemudian hari, Haris meragukan akan dapat diatasi. Tidak hanya persoalan yang ada di masyarakat, tetapi juga berbagai kemungkinan kasus hukum. Sebab, antara satu pihak dengan lainnya akan saling membuka persoalan hukum yang menjeratnya. Jika sudah demikian, Kota Cirebon diprediksi akan terhenti dan pelayanan kepada masyarakat menjadi terabaikan. Karena itu, Nasrudin didesak untuk segera mengambil sikap resmi. ”Mau lanjut pemilihan wawali atau sendiri? Setiap keputusan kebijakan pasti ada resikonya. Jangan dihindari, tapi dihadapi,” tegasnya.
Dalam berbagai kesempatan, Nasrudin menyatakan kehendaknya untuk memiliki wawali. Bahkan, dia berharap pada November ini sudah ada wawali yang mendampinginya. Bahkan, Azis menyampaikan perkembangan dengan partai pengusung sudah menemukan titik persamaan. Ketua DPD Golkar Kota Cirebon Toto Sunanto memberikan sinyal persetujuan untuk menandatangani kesepakatan bersama mengusung dua nama yang telah diajukan. Yakni Eti Herawati dan Toto Sunanto. Namun, hal itu dibantah Toto Sunanto. Menurut Toto, pihaknya akan bertahan jika nama yang diajukan diluar partai pengusung. (jpnn/fik)