Bandara Masih Lumpuh

[tie_list type=”minus”]Terdampak Abu Vulkanik Gunung Baru Jari [/tie_list]

bandungekspres.co.id– Bandara Internasional Lombok masih lumpuh total, tidak ada aktivitas penerbangan di tempat itu. Penumpang yang datang menukar maupun mengembalikan tiket pun, bisa dihitung dengan jari tangan. Sejak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BIL-NTB memprediksikan bandara akan lumpuh untuk beberapa hari ke depan, ternyata mereka sudah beralih menggunakan transportasi darat dan laut.

Pada penutupan hari kelima, kemarin terdapat 27 penerbangan langsung dari BIL menuju sejumlah bandara di seluruh Indonesia. 25 diantaranya penerbangan domestik yang berpenumpang sebanyak 2.020 orang. Sisanya, 2 penerbangan internasioal menuju Kuala Lumpur Malaysia sebanyak 342 orang.

Tidak itu saja, abu vulkanik Gunung Baru Jari yang masih bercokol di langit Pulau Lombok dan sekitarnya, membuat 26 penerbangan kedatangan yang berpenumpang 2.415 orang, dari sejumlah bandara di seluruh Indonesia juga membatalkan datang ke Lombok. Begitu pula 2 penerbangan internasional berpenumpang 325 orang.

Berdasarkan notice to airtem (Notam) Kementerian Perhubungan Nomor B2728/15, penutupan BIL diperpanjang kembali hingga hari ini (Senin) pukul 08.45 Wita. Begitu seterusnya, jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, maka penutupan diperpanjang lagi, hingga rute atau jalur pesawat benar-benar steril dari abu vulkanik.

“Selama angin bertiup ke arah selatan, maka aman untuk rute penerbangan. Kita bisa mengambil arah Barat dan Barat Daya. Begitu sebaliknya,” kata General Manager (GM) PT Angkasa Pura I (AP) BIL Pujiono Rasmadi, kemarin.

Dikatakannya, otoritas bandara sebenarnya sudah memberikan sinyal, untuk membuka sebagian aktivitas penerbangan. Namun, terbentur dengan peringatan keras dari Volcanic Ash Advisori Center (VAAC) di Darwin Australia, ditambah RGB citra satelit cuaca Himawari Jepang.

Mereka, terang Pujiono mengingatkan otoritas bandara dan Kementerian Perhubungan, untuk tidak nekat memberikan izin penerbangan. Karena, berdampak keamanan penerbangan. “Abu vulkanik sekecil atom pun, kalau masuk di mesin pesawat atau baling-baling, maka akan mengalami kerusakan parah pada pesawat,” ujarnya.

Untuk itulah, pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan izin penerbangan kepada pihak berwenang, dalam hal ini BMKG, VAAC dan Himawari. Dia tidak ingin, gara-gara nekatnya itu, justru berakibat fatal bagi keamanan penerbangan.

Tinggalkan Balasan