CIMAHI – Wali Kota Cimahi Atty Suharti mengaku perihatin dengan makin banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di sejumlah daerah. Dia berharap, hal itu tidak terjadi di Cimahi.
Menurut dia, banyak orang tua tidak memahami hak anak. Hal ini diperparah dengan kondisi lingkungan rumah yang turut memengaruhi munculnya tindak kekerasan. Kondisi ini kata Atty memerlukan perhatian khusus dari semua pihak.
”Tindak kekerasan ini akan berpengaruh negatif pada perkembangan otak sang anak. anak akan rentan mengalami stres yang tinggi, berpotensi bunuh diri, hingga cenderung melakukan perilaku menyimpang,” katanya, kemarin (12/10).
Pada tingkat pola asuh, harapan untuk memenuhi kesejahteraan anak juga belum memadai. Realitas yang ada, kebanyakan anak banyak diasuh oleh orang lain, bahkan hingga dititipkan ke panti asuhan.
Kebijakan pengasuhan anak yang seharusnya diterapkan oleh orang tua belum bisa diterapkan dengan baik. Orang tua seringkali memahami bahwa anak adalah milik mereka bukan titipah Tuhan.
”Karena milik mereka sehingga bisa seenaknya memperlakukan anak dan anak pun diminta memenuhi setiap apa yang dimintanya,” ujarnya.
Cimahi sendiri bertekad menjadi kota ramah anak. Untuk mewujudkannya, perlu ada persiapan yang dilakukan pemerintah. Salah satunya anak-anak usia sekolah tidak boleh ada yang tidak sekolah.
”Anak-anak harus semua sekolah dan anak-anak pun harus mempunyai hak-hak administrasi seperti punya akte dan lainnya, ” pungkasnya. (mgc1/asp)